EKBIS.CO, MATARAM -- Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan angka kemiskinan di NTB bertambah sebanyak 7 ribu orang. Penyebabnya adalah kenaikan garis kemiskinan, harga bahan pokok yang naik, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Memang ada kenaikan sedikit angka kemiskinan yaitu 17,05 persen di bulan September 2014 menjadi 17,10 persen di bulan Maret 2015. Kurang lebih enam bulan naik sebanyak 0,05 poin atau sekitar 7000 lebih orang,” ujar Kepala BPS NTB, Wahyudin kepada Republika.co.id, Rabu (16/9).
Secara detail, kenaikan angka kemiskinan dipengaruhi oleh harga beras yang mengalami kenaikan. Tidak hanya itu, pertumbuhan ekonomi di level nasional yang melambat ikut mempengaruhi angka kemiskinan.
Hingga saat ini, Wahyudin mengatakan, total masyarakat miskin mencapai 820 ribu lebih yang paling banyak berasal dari sektor pertanian, industri rumahan, dan buruh tani. Sementara itu, 7 ribu orang yang berada dalam kemiskinan dilihat dari sisi persentase banyak di perkotaan dibandingkan pedesaan.
Sementara itu, menurutnya, dari sisi jumlah, angka kemiskinan lebih banyak di pedesaan dibandingkan perkotaan. "Di perkotaan 19 persen dan desa 15 persen. Kalau sisi jumlah di pedesaan hampir 500 ribu, di perkotaan 300 ribu lebih,” katanya.
Ke depan, dirinya mengaku belum mengetahui apakah angka kemiskinan di NTB akan bertambah. Sebab, sampai saat ini masih melakukan pendataan dan survei. Namun, melihat dari perkembangan dunia, yaitu dolar menguat dan rupiah melemah itu akan berpengaruh terhadap harga terutama harga yang bahan pokoknya berasal dari impor.