EKBIS.CO, JAKARTA -- Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Jokowi secara bertahap dinilai masih belum jelas. Ekonom PT Danareksa (Persero) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, paket jilid I yang dikeluarkan pemerintah pada 9 September lalu justru membuat pasar khawatir.
Menurut Yudhi, saat ini, pasar masih menunggu kebijakan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah. Akibatnya, belum ada respon positif terkait paket kebijakan jilid I tersebut.
"Kalau ada paket ke-II, ke-III itu malah membuat pasar makin waswas. Jangan-jangan yang pertama ini belum siap, nanti kedua juga gitu. Dampaknya, ekspektasi pasar tidak akan kelihatan," kata Yudhi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Ahad (20/9).
Yudhi pun terkejut dengan paket kebijakan tahap I. Dalam paket kebijakan tersebut, pemerintah melakukan penyederhanaan aturan atau deregulasi terhadap 134 peraturan yang dianggap menghambat iklim usaha dan investasi di tanah air.
"Saya kaget ada 134 deregulasi. Selama ini ngapain. Saya harap jangan jadi kebiasaan. Nanti pemerintah asik bikin paket," ujarnya.
Mantan Deputi Kantor Staf Presiden itu pun menilai paket kebijakan ekonomi tersebut hanya retorika belaka yang sudah dikeluarkan sejak lama.
"Mestinya nggak usah paket lagi karena kerjaan sehari-hari. Mungkin untuk menimbulkan sentimen positif. Tapi saya tidak melihat penurunan pajak yang signifikan dan lain-lain. Menurut saya ini paket kebijakan irit. Pemerintah ingin mendorong pertumbuhan tapi nggak mau keluar duit, tidak ada tambahan biaya, baik fiskal maupun moneter. Saya tidak melihat itu," kata dia lagi.
Guru Besar Universitas Lampung sekaligus pengamat ekonomi Bustanul Arifin menilai, paket kebijakan ekonomi I yang dikeluarkan Jokowi pada 9 September lalu masih bersifat umum dan tidak menyentuh masyarakat kelas bawah.
"Itu baru makro, global walaupun ada rinciannya. Itu semua makro. Saya menduga akan ada paket ekonomi jilid II yang mungkin lebih sektoral, operasional," kata Bustanul.
Bustanul mengatakan, jika akan kembali mengeluarkan paket kebijakan dengan paket jilid II, pemerintah harus mengeluarkan paket yang lebih detail dan menyentuh langsung sektor-sektor menengah ke bawah. Dengan begitu, maka pertumbuhan ekonomi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
"Kalau tidak dirinci paket ke-II, ke-III tidak akan berjalan. Jadi saya usulkan harus ada paket kedua yang lebih teknis, operasional. Riil stimulan sangat dibutuhkan," ujarnya.