EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2015 sebesar 4,9 persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi sampai akhir tahun diproyeksikan di kisaran 4,7-5,1 persen.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung menyatakan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga. Hal itu berdasarkan data-data seperti penjualan semen yang meningkat 14 persen.
Selain itu, impor barang modal juga naik signifikan, misalnya impor besi dan baja naik 60 persen. Hal itu menunjukkan belanja modal pemerintah sudah naik dan terakselerasi.
"Ini sebenarnya ekonomi sudah mulai rebound lagi," jelasnya kepada wartawan di kantor pusat Bank Indonesia Jakarta, Jumat (25/9).
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat diproyeksikan di atas 5 persen. Hal itu didorong pengeluaran pemerintah yang sudah mulai meningkat. Realisasi belanja modal yang saat ini baru sekitar 30-40 persen, nantinya di kuartal keempat paling tinggi.
Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, diharapkan nilai tukar rupiah bisa terapresiasi. Menurut dia, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi terutama di-equity market.
"Dengan adanya prospek yang lebih positif ini diharapkan juga equity market-nya juga lebih baik sehingga outflow yang bersumber dari pasar saham bisa semakin berkurang," terangnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II-2015 sebesar 4,67 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Melambat dibandingkan kuartal II-2014 sebesar 5,03 persen (yoy) dan kuartal I-2015 sebesar 4,72 persen (yoy). Secara komulatif pertumbuhan ekonomi di semester I-2015 sebesar 4,7 persen.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin terdepresiasi ke level Rp 14.690 berdasarkan kurs tengah Jisdor pada Jumat. Dibandingkan kurs tengah pada Jumat (18/9) pekan lalu yang masih di level Rp 14.463 per dolar AS.
Berdasarkan Bloomberg Dollar Index, nilai tukar rupiah dibuka di level Rp 14.703 per dolar AS pada perdagangan Jumat. Pada Kamis (24/9) rupiah ditutup di level Rp 14.684 per dolar AS.