EKBIS.CO, JAKARTA -- Kisah perjuangan pembuat radio Magno, Singgih S Kartono dituangkan ke dalam sebuah buku berjudul Magno: The Story Behind. Buku tersebut akan dipamerkan dalam Frankfurt Book Fair di Jerman, 14-18 Oktober 2015.
Singgih merupakan seorang desainer produk lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memutuskan untuk kembali ke desanya di Kandangan, Jawa Tengah, dan berkarya dari desa kecil tersebut. Melalui brand Magno yang dibangunnya, Singgih menelurkan berbagai kreasi produk berbahan dasar kayu. Salah satu produk unggulannya adalah radio kayu yang berhasil membawa dirinya menembus pasar internasional dan menjadikannya sebagai salah satu desainer yang menjanjikan di ranah desain produk dunia.
Buku tersebut bercerita secara lengkap mengenai latar belakang Singgih dalam mendesain hingga produk-produk ciptaannya memenangi sejumlah penghargaan internasional seperti Brit Insurance Design Award, Design for Asia Award, dan Good Design Award. Tidak hanya berbicara dari sudut pandang desain, dalam buku yang ditulisnya sendiri ini, ia juga mengungkapkan kecintaannya terhadap alam dan keprihatinannya terhadap situasi lingkungan serta sosial kerakyatan yang mengubah wajah desa dalam era pembangunan modern saat ini.
Buku setebal 136 halaman ini rencananya akan dibawa dan dipamerkan pada Frankfurt Book Fair yang berlangsung dari 14 Oktober hingga 18 Oktober 2015 di mana Indonesia menjadi tamu kehormatan pada tahun ini. Pada pameran buku tertua dan terbesar di dunia tersebut akan menjadi ajang peluncuran perdana buku Magno: The Story Behind kepada publik sebelum akhirnya dirilis di tanah air pada akhir tahun.
“Menjadi sebuah kebanggan besar bagi kami untuk dapat berpartisipasi dalam Frankfurt Book Fair tahun ini.” ungkap Primo Rizky, publisher dari Studio Geometry selaku penerbit buku Magno: The Story Behind dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/10).
Selain Magno: The Story Behind, buku terbitan Studio Geometry lainnya yang akan dipamerkan adalah We Indonesians Rule. Buku yang pada tahun lalu telah menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Australia ini menampilkan profil pelaku industri kreatif tanah air yang telah mendunia dan mengharumkan nama bangsa.
“Dengan terpilihnya Magno: The Story Behind menjadi salah satu judul yang dipamerkan di Paviliun Indonesia, kami berharap untuk dapat semakin memperkenalkan potensi industri kreatif negara ini kepada publik internasional,” ujar Primo.