EKBIS.CO, WASHINGTON -- Bank sentral AS, Federal Reserve menunda kenaikan suku bunga jangka pendek dalam pertemuan kebijakan September karena masih ada kekhawatiran inflasi kembali mencapai dua persen. Hal itu diputuskan dalam pertemuan pada Kamis (8/10) waktu setempat.
Dilansir wallstreetjournal, The Fed memiliki dua agenda yakni meningkatkan kembali pasar tenaga kerja serta menstabilkan inflasi. Pertemuan the Fed yang sebelumnya memberi sinyal akan menaikkan suku bunga pertama kali dalam sekitar satu dekade, memutuskan bahwa mereka hampir mencapai target untuk pasar tenaga kerja tetapi tak yakin dengan inflasi. Dalam pertemuan itu, keputusan mengenai suku bunga akan tergantung keyakinan otoritas pada inflasi tak akan bergerak dari dua persen.
Bank sentral memperkirakan inflasi tidak akan tercapai target dua persen pada akhir 2018. Bank sentral mengharapkan inflasi turun karena gejolak dolar AS dan turunnya harga minyak serta komoditas. Gubernur The Fed, Janet Yellen menekankan gejolak di pasar keuangan dan ekonomi mengarahkan keputusan untuk menahan suku bunga mendekati nol, yang sudah berlaku sejak Desember 2008. Otoritas khawatir ekonomi global dan perkembangan keuangan akhir-akhir ini akan menekan perkiraan ekonomi dan menambah tekanan pada inflasi.
Otoritas the Fed sebelumnya memberi sinyal berbulan-bulan, bahwa mereka akan menaikkan suku bunga jangka pendek sebelum akhir tahun. Awal tahun ini, kenaikan diperkirakan pada Juni. Tetapi, penurunan ekonomi pada kuartal pertama membuat keputusan itu batal diambil. Kemudian, kenaikan suku bunga diperkirakan terjadi pada September namun ekspektasi di pasar finansial menurun pada Agustus. Saham jatuh, kurs dolar AS menguat, dan imbali hasil obligasi naik akibat ketidakpastian ekonomi Cina serta negara berkembang lainnya.