EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah akan menganggarkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan ( FLPP) sebesar Rp 9,2 triliun untuk tahun depan.
Rencana pembiayaan perumahan rakyat di 2016 masih dibahas pemerintah dengan melakukan pertemuan dengan bank pelaksana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan ( FLPP) pekan ini. Pertemuan membahas persiapan pelaksanaan Kredit Perumahan Rakyat FPLPP, Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan Bantuan Uang Muka (BUM) untuk 2016.
"Kita menjaring masukan dari semua bank pelaksana, agar pelaksanaan FLPP di 2016 lebih optimal," kata Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kemenerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Maurin Sitorus, Ahad (15/11).
Maurin mengakui pelaksanaan KPR FLPP di 2015 mengalami berbagai kendala karena aspek kesiapan yang belum mendukung. Dana FLPP telah terserap habis di akhir Juli 2015, sementara pemerintah meluncurkan program Sejuta Rumah yang membutuhkan dana besar setelah anggaran 2015 disetujui DPR.
Namun, ia menegaskan pelaksana pembangunan perumahan tak perlu khawatir sebab pemerintah bersiap melakukan antisipasi dengan sejumlah regulasi. Salah satu regulasi itu yakni Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2015 Tentang Penggunaan Pendapatan Badan Layanan Umum-Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan(BLU-PPDPP). Keluarnya Perpres tersebut membuat pemerintah melalui Ditjen Pembiayaan Perumahan sudah bisa menggunakan dana yang terdapat di BLU-PPDPP.
"Penggunaan dana BLU PPDPP yang dikenal dengan Subsidi Selisih Angsuran (SSA), di 2015 ini bisa digunakan sebesar Rp 57,5 Miliar," ujar Maurin. Ia berharap, pada akhir November dana sudah bisa digelontorkan jika Permen terkait SSA ini disetujui.
Selain digunakan untuk 2016, Maurin menerangkan, anggaran tersebut juga dapat digunakan untuk membayar KPR FLPP yang telah terserap pada 2014 dan 2015, namun belum terbayarkan oleh pemerintah. Kalau pun dana FLPP tersebut habis di Juni atau Juli 2016, maka bisa diusulkan lagi di APBNP bila memungkinkan. Selain dana FLPP, pemerintah juga menyediakan BUM sebesar Rp 1,2 Triliun dan selisih suku bunga sebesar Rp 2,1 triliun pada 2016 mendatang untuk menunjang pembiayaan perumahan.
Kepala Divisi Kredit Bank BTN Hirwandi Gafar menyatakan siap menjadi penyalur dana KPR FLPP di 2016. BTN terlibat dalam program sejuta rumah rakyat dan menyerap KPR FLPP hingga 90 persen di 2015. Untuk usulan pelaksanaan SSB di 2016, Hirwandi berharap semua perangkat hukumnya sudah disiapkan pada Desember 2015. "Dengan begitu, skema pembiayaan 2016 bisa langsung dijalankan," tuturnya.