EKBIS.CO, JAKARTA -- Kebijakan revaluasi aset dinilai sebagai kebijakan lompatan jauh ke depan. Dengan kebijakan ini, ekonomi Indonesia bisa terdorong sejauh 6 persen tahun depan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli menjelaskan, revaluasi aset bisa menyelamatKan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tanpa harus mendapat bantuan suntikan dana dari APBN. "Dulu PLN pernah hampir bangkrut, ini satu-satunya dalam sejarah BUMN di Indonesia diselamatkan tanpa suntikan dana dari APBN. Suntikan dana ini cara yang tidak benar, cara yang tidak kreatif," ujarnya, dalam Acara DBS Asian Insights Conference 2015, di Jakarta, Selasa (24/11).
Dengan ini, ia pun menyarankan agar revaluasi aset ini dilakukan secepatnya. Menurutnya melakukan revaluasi aset juga bisa memperkuat permodalan. Itu didapat dari selisih nilai aset setelah direvaluasi, yang dimasukkan dalam permodalan.
Ia menerangkan, dalam satu tahun terakhir ini, banyak perusahaan yang mengalami penurunan penjualan sampai 30 persen. Banyak dari perusahaan itu juga yang terdampak dari anjloknya nilai tukar rupiah atas dolar AS.
Karena itu, permodalan perusahaan tergerogoti dan terpaksa harus memilih melakukan PHK. "Nah dengan kebijakan revaluasi aset masalah ini bisa selesai. Aset naik masuk dalam modal, modal tinggi, punya akses terhadap modal baru, bisa ekspansi segingga tidak perlu lakukan PHK, ini langkah Rajawali Bangkit bukan Rajawali Ngepret," papar Rizal.
Menurutnya, dengan hanya modal deregulasi, pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya akan 5,3 persen. Dampak deregulasi itu hanya akan nampak di jangka menengah.
Sementara, ia menambahkan, dengan langkah revaluasi aset ini tahun depan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6 persen. Apalagi, kata dia, jika banyak pihak yang melakukannya, termasuk nasabah menengah kecil, ekonomi Indonesia tahun depan bisa sampai 6,5 persen.