EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Keuangan diminta mengevaluasi kinerja Direktur Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito. Kinerja Sigit dinilai perlu dievaluasi lantaran jebloknya kinerja penerimaan pajak pada tahun ini.
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo menilai, jebloknya penerimaan pajak tahun ini bukan hanya faktor perlambatan ekonomi, tetapi juga karena tidak maksimalnya kinerja Dirjen Pajak.
"Dirjen Pajak perlu dievaluasi. Ia kurang bisa membangun koordinasi dan kurang memiliki leadership," kata Yustinus, Kamis (26/11).
Sebenarnya, kata Yustinus, program-program yang dikeluarkan Dirjen Pajak ada yang bisa mendorong penerimaan. Hanya saja, program tersebut baru bisa dieksekusi pada pertengahan tahun dan tidak diimbangi dengan koordinasi yang baik.
"Percuma perencanaan bagus tampi implementasinya buruk. Ini artinya ada masalah di proses," kata dia.
Dia menambahkan, tantangan penerimaan pajak pada tahun depan akan semakin berat. Karena itu, pemerintah perlu mencari sosok yang betul-betul memahami persoalan di lapangan.
Hal senada diungkapkan Direktur LBH Pajak dan Cukai Nelson Butar-Butar. Dia mendesak Kementerian Keuangan terus memperbaiki performa Direktorat Jenderal Pajak.
"Kegagalan ini membuktikan buruknya manajemen yang terjadi di Ditjen pajak," ucapnya.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, hingga akhir November, penerimaan pajak baru mencapai 65 persen atau sekitar Rp 841 triliun dari target APBN Perubahan 2015 Rp 1.294,2 triliun.