Kamis 24 Dec 2015 23:42 WIB

Krakatau Steel Andalkan Pasar Dalam Negeri

Red: Nur Aini
Dua orang pekerja tengah memeriksa stock Cold Rolled Coil, di Area Cold Rolling Mill PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin (1/11).  Foto: Yogi Ardhi/Republika
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Dua orang pekerja tengah memeriksa stock Cold Rolled Coil, di Area Cold Rolling Mill PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin (1/11). Foto: Yogi Ardhi/Republika

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Krakatau Steel Tbk untuk tahun 2016 tetap akan mengandalkan produk baja gulungan, baik itu dalam bentuk canai panas (hot rolled coil) dan dingin (cold rolled coil) serta masih menjadikan pasar lokal sebagai sumber pendapatan.

"Produk kami berupa baja gulungan canai panas dan dingin masih mendominasi pasar nasional dengan pangsa masing-masing 37 persen dan 28 persen," kata Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (Persero), Sukandar di Jakarta, Kamis (2/12).

Sukandar mengatakan ke depan perseroan akan terus mempertahankan produk tersebut meskipun harga dan permintaan pasar baja internasional masih melemah. Permintaan baja Cina turun sebesar 7,5 persen di bulan Juli 2015, merupakan penurunan terbesar sejak krisis finansial 2008, sedangkan untuk tahun ini diperkirakan turun sebesar 3,4 persen (yoy).

Kondisi ini membuat produsen baja di Cina mengalihkan ke pasar internasional, yang ditunjukkan oleh kenaikan ekspor baja Cina sebesar 32,1 persen (YoY) di bulan September 2015 dan menyebabkan kelebihan pasokan di pasar global, sehingga berdampak pada turunnya harga di pasar global. Akibatnya berdampak kepada perseroan, dalam RUPS Rabu (23/12) diumumkan pendapatan bersih pada kuartal III 2015 turun sebesar 27,0 persen (YoY) menjadi 1.360 juta dolar AS. Hal ini yang disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan harga jual rata-rata produk baja.

World Steel Association (WSA) memproyeksikan penurunan permintaan baja global sebesar 1,7 persen menjadi 1.513 juta ton tahun 2015, terutama disebabkan oleh melemahnya perekonomian Cina. Untuk 2016, permintaan baja global diprediksi tumbuh sebesar 0,7 persen dengan ekspektasi perekonomian Cina mulai pulih.

Penurunan harga baja juga terjadi di pasar Indonesia karena stagnannya permintaan di semester I 2015. Namun permintaan baja sedikit menguat pada kuartal IV 2015 setelah pemerintah mulai merealisasikan belanja untuk proyek-proyek infrastruktur. Proyek-proyek infrastrukur pemerintah yang mulai terealisasi pada akhir 2015 akan memberikan dampak positif bagi industri besi dan baja. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebagai produsen besi dan baja nasional mulai mencatatkan peningkatan volume penjualan pada kuartal III 2015.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement