EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) memfokuskan diri pada pemenuhan pasar domestik melalui peningkatan produksi dan penguatan industri. Keputusan tersebut diambil karena posisi Indonesia di ASEAN sekitar 40 persen berada di Indonesia.
"Meski tetap, soal ekspor kita perhatikan juga, karena kita juga butuh dolar," kata Direktur Kerja Sama ASEAN Kemendag Donna Gultom kepada Republika.co.id, Ahad (3/1).
Ia mengamini, banyak tantangan dari segi infrastruktur dan pemenuhan energi yang segera dipenuhi. Indonesia, lanjut dia, tampak tertinggal jauh di bidang kemampuan ekspor jika dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN lain Singapura tidak akan hidup jika tidak melakukan ekspor.
Kontribusi ekspor Singapura terhadap pertumbuhan ekonominya melebihi 100 persen. Begitu pun Thailand dan Malaysia yang juga berorientasi ekspor. Sementara, kontribusi ekspor Indonesia terhadap PDB hanya 24 persen saja.
"Kalau kita bisa produksi sendiri, negara lain juga bingung mau kirim barang mereka ke mana," katanya.
Di sisi lain peningkatan ekspor harus tetap diupayakan. Sebab jika pasar ekspor tidak dijaga, akan kerepotan menjaga dolar.
Sembari menanti penguatan infrastruktur dan energi, penyederhanaan perizinan dan regulasi akan sangat membantu melancarkan kegiatan ekspor. Foreign Direct Investment (FDI) juga akan diarahkan pada penguatan teknologi produksi yang nantinya akan berujung pada penguatan kegiatan ekspor.