EKBIS.CO, JAKARTA--Perum Bulog belum menerima penugasan pelaksanaan impor beras dari Pakistan dan India. Namun, penjajakan ke negara-negara tersebut telah dilakukan. Di antaranya memperhitungkan keersediaan, jarak, teknis pengangkutan dan negosiasi harga.
"Tapi semua belum bisa kita buka, karena masih belum ada keputusan final," kata Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu kepada Republika, Kamis (7/1). Penjajakan tersebut dilakukan agar Bulog tahu pasti keberadaan berasnya, kemungkinan waktu pengangkutan beras serta harganya.
Ia memperkirakan pengangkutan beras dari India dan Pakistan jika terealisasi, akan memakan waktu lebih lama dibandingkan mengangkut beras impor dari Thailand dan Vietnam. "Kalau dari Vietnam hanya makan waktu seminggu, munhkin dari India dan Pakistan bisa tiga mingguan," tuturnya.
Bulog juga telah merancang negosiasi harga di tengah harga beras di pasar global yang fluktuatif. Di sisi lain, biaya distribusi pasti akan lebih mahal. Tapi semua akan diperhitungkan agar ada batasan harga pembelian dari pemerintah.
Impor tambahan dari India dan Pakistan merupakan kebijakan pemerintah yang akan terealisasi jika dianggap perlu. Keputusan apakah nantinya benar-benar impor atau tidak akan keluar dalam rapat koordinasi terbatas (Rakoortas) di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
Wahyu melaporkan, per Kamis (7/1) posisi pasokan beras di gudang Bulog ada sebanyak 1,3 juta ton. Terdiri dari beras impor Vietnam sebanyak 598 ribu ton dan beras Thailand 218 ribu ton. Selebihnya beras didominasi hasil pengadaan dari petani nasional. Pasokan tersebut cukup untuk memenuhi kebuuhan beras hingga 3-4 bulan ke depan.