EKBIS.CO, JAKARTA -- Penurunan harga minyak dunia saat ini dinilai bisa menjadi nilai positif bagi masyarakat pengguna bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia. Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri menilai, seharusnya harga BBM bisa lebih murah, mengacu pada harga minyak dunia yang masih rendah.
Namun Faisal menilai kondisi saat ini justru hanya dinikmati oleh PT Pertamina (Persero). Ia menjelaskan, penurunan harga minyak yang mencapai level terendah dalam 12 tahun terakhir ini yakni sekitar 29 dolar AS jauh berbeda dengan harga minyak mentah Indonesia (ICP) 2016 yang disepakai 50 dolar AS per barel.
"Harga minyak saya periksa tadi WTI itu 29,87 dolar per barel, untuk Brent 29,25 dolar per barel. Ini terendah dalam 12 tahun terakhir," kata Faisal usai memaparkan outlook kelistrikan, Jumat (22/1).
Menurutnya, penurunan harga minyak dunia saat ini tidak diimbangi dengan penurunan harga BBM. Faisal menyebut, seperti harga BBM dengan RON 88 atau Premium masih lebih tinggi dari harga BBM dengan RON 95 di Malaysia. "Walaupun sudah diturunkan harga premium itu sekarang Rp 7.050 per liter. Premium itu RON 88. Di Malaysia, harga RON 95 Rp 5.916 per liter," ucap dia.
Dari kondisi yang ia sebutkan di atas, Faisal menilai penurunan harga minyak dunia justru tidak bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat. "Tapi kita tidak seluruhnya menikmati. Jadi yang paling besar untungnya adalah Pertamina," jelas dia.