Senin 25 Jan 2016 13:11 WIB

JK Ingatkan Keseimbangan Ekonomi Nasional

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Jusuf Kalla
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Jusuf Kalla

EKBIS.CO, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan ekonomi dan memperkecil kesenjangan di dalam masyarakat. Hal itu dinilai sangat penting untuk meningkatkan persatuan dan kemajuan bangsa.

"Bangsa ini harus dijaga keseimbangan dan persatuannya. Kekurangan harus diperbaiki, kesempatan harus diraih," kata JK saat membuka Kongres ke-29 dan MPA ke-28 Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (24/1).

JK mengatakan, berdasarkan data BPS maupun Bank Dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kesenjangan ekonomi yang besar. Ia menyebut, satu persen warga Indonesia dapat menguasai 50 persen aset negara.

Ia pun mendorong agar masyarakat lainnya untuk meningkatkan kemampuannya demi meningkatkan kesejahteraan.

"Bukan maksud kita katakan satu persen harus turun. Tapi 99 persen itu harus ditingkatkan kemampuannya sehingga kuasai aset lebih besar bangsa ini," kata JK.

JK mengatakan, jika masih terdapat banyak warga Indonesia yang ingin menjadi anggota DPR maupun pejabat negara lainnya, artinya masih terdapat kesenjangan yang besar. Sedangkan, jumlah warga yang berkeinginan menjadi ahli di bidang lainnya, seperti IT, tergolong sangat kecil.

Menurut JK, kemajuan dan keadilan sosial merupakan salah satu tantangan bangsa Indonesia ke depan. Kemajuan, sambung JK, tercermin dari kemampuan SDM dalam mengolah sumber daya alamnya. Hal itupun dapat menjadi kekuatan besar bangsa.

Ia pun mengingatkan, agar generasi muda saat ini mempersiapkan kemampuannya untuk meningkatkan ilmu dan teknologinya.

"Yang jadi harapan adalah profesional dan pengusaha. Dua hal itu yang jadikan bangsa berkembang atau tidak. Tanpa itu bangsa akan kehilangan daya dorongnya," kata JK.

Untuk mendorong dan meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat, JK menyebut pemerintah telah memberikan anggaran yang tergolong besar bagi pendidikan, yakni sebesar 20 persen.

Menurut dia, di dunia ini tak banyak negara yang memberikan anggaran yang cukup besar bagi pendidikan, hanya Indonesia dan Amerika Selatan. Selain itu, pemerintah menyediakan anggaran beasiswa hingga Rp 220 triliun.

"Rp 220 triliun untuk siapapun yang lulus. Kita mau kirim 2.000-3.000 orang," kata JK.

Dengan kerja keras, ia optimistis kemiskinan dan kesenjangan dapat diatasi. Untuk membantu masyarakat, pemerintah juga mendorong pengusaha kecil mendapatkan pinjaman dengan bunga yang rendah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement