Kamis 28 Jan 2016 10:34 WIB

Harga Minyak Kembali Jatuh Setelah Rusia Bujuk OPEC

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

EKBIS.CO, SEOUL -- Harga minyak mentah AS kembali anjlok lebih dari 1 persen di perdagangan Asia pada Kamis (28/1), setelah sebelumnya sempat merangkak naik sebesar 3 persen. Dilansir Reuters, penurunan harga ini justru terjadi setelah Rusia menawarkan pembicaraan bersama dengan Organisasi Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengendalikan kelebihan pasokan minyak global.

Penurunan harga minyak ini lantas ditahan oleh melemahnya dolar AS menyusul keputusan Bank Sentral AS, The Fed, untuk mempertahankan suku bunga dan evaluasi atas keputusan kenaikan suku bunga nantinya.

Minyak mentah AS turun 33 sen menjadi 31,97 dolar AS per barel hari ini. Sehari sebelumnya harga minyak mentah sempat menyentuh 32,30 dolar AS per barel atau naik 2,7 persen dibanding kemarin lusa.

Pejabat Rusia telah memutuskan mereka harus berbicara dengan Arab Saudi dan negara-negara OPEC lainnya tentang penurunan produksi untuk meningkatkan harga minyak. Administrasi Informasi Energi (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari ekspektasi analis untuk kenaikan 3,3 juta barel. Angka ini menyentuh rekor semenjak EIA mulai merekam data pasokan minyak dunia.  Tapi stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, jatuh ke 771.000 barel, yang justru menaikkan harga minyak.

"Secara keseluruhan persediaan naik 8.380.000 barel. Hal ini membantu untuk mempersempit spread antara Brent dan WTI semalam," ujar salah seorang petinggi ANZ, Wood Mackenzie dikutip Reuters.

"Setelah perusahaan kembali membentuk-portofolio mereka untuk kondisi harga minyak yang rendah, pengeluaran eksplorasi akan sangat memukul, bahkan kurang dari separuh nilai di 2014," ujarnya menambahkan.

Saham Wall Street dan dolar jatuh pada Rabu setelah The Fed memutuskan tidak mengubah suku bunga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement