Ahad 13 Mar 2016 19:16 WIB

Total Pendanaan IDB di Indonesia Capai Rp 61 Triliun

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Kantor Pusat Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah, Saudi Arabia.
Foto: Republika/Nasihin Masha
Kantor Pusat Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah, Saudi Arabia.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Islamic Development Bank (IDB) menilai potensi industri keuangan syariah di Indonesia masih sangat besar dan terus berkembang. Hingga kini, IDB telah menyalurkan bantuan pendanaan sebesar 4,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 61 triliun (dalam kurs Rp 13.000) kepada Indonesia.

Resident Representative and Director IDB Group Country Gateway Office Indonesia, Ibrahim Ali Shoukry mengatakan, pihaknya terus menjalin komunikasi dengan pemerintah Indonesia untuk mengetahui di sektor apa saja IDB dapat membantu pendanaan.

"Sampai hari ini kami sudah menyalurkan 4,7 miliar dolar AS untuk bantuan pendanaan di Indonesia. Selain itu, kami juga berinvestasi di Bank Muamalat dan di beberapa sektor infrastruktur," kata Ibrahim, di Jakarta, Jumat (11/3).

Selain berinvestasi di Infrastruktur, kata Ibrahim, sejak tahun 2011 IDB juga banyak memberikan bantuan pendanaan di sektor pendidikan dan rumah sakit, utamanya yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi syariah.

Director General Islamic Research & Training Institute Azmi Omar menambahkan, salah satu instrumen investasi syariah yang menarik untuk diinvestasikan adalah sukuk. Apalagi baru-baru ini pemerintah Indonesia menerbitkan sukuk ritel (sukri) seri 008.

"Indonesia punya sukuk yang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang menarik dan pertama di dunia. Tapi diluar itu juga masih banyak investasi-investasi yang bisa dikembangkan," ujar Azmi.

Tidak hanya sukuk, pihaknya menilai pasar micro finance juga masih sangat terbuka untuk dimasuki industri keuangan syariah. Pihaknya meyakini jika Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di sektor keuangan syariah.

"Saya optimis Indonesia bisa menjadi negara dengan keuangan syariah terbesar di dunia. Tapi memang ada sektor-sektor bisnis yang masih tertinggal dibandingkan negara lain," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement