EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 bisa mencapai 5,1 persen. Proyeksi ini lebih rendah dibanding perkiraan sebelumnya yakni sebesar 5,3 persen.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A Chaves mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini mengalami revisi karena kondisi luar negeri yang lebih lemah dibanding perkiraan sebelumnya. Selain itu, lemahnya pertumbuhan pendapatan juga akan menghambat kemampuan pemerintah untuk meningkatkan belanja secara signifikan dibanding tahun lalu.
Menurut Chaves, menurunnya harga komoditas dan pendapatan yang lebih lemah dapat menimbulkan risiko bagi kelangsungan investasi pemerintah. Namun, sejauh ini Indonesia masih menikmati angka pertumbuhan yang rata-rata lebih tinggi dari kebanyakan negara pengekspor komoditas lain, akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
"Pertumbuhan di bawah enam persen tidak cukup untuk menampung 3 juta anak muda Indonesia yang memasuki pasar kerja setiap tahunnya," ujar Chaves di Jakarta, Selasa (15/3).
Chaves menjelaskan, proyeksi kenaikan kegiatan ekonomi pada 2016 bergantung pada kenaikan belanja sektor swasta menjelang akhir tahun. Menurutnya, inflasi IHK sebesar 4,4 persen year on year pada Februari 2016 diperkirakan akan sejalan dengan sasaran Bank Indonesia (BI) pada tahun ini. Apresiasi rupiah dan penurunan inflasi memungkinkan BI untuk mulai melonggarkan kebijakan moneter, yakni menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin.