EKBIS.CO, SURABAYA – Kapal perang buatan PT PAL Indonesia (Persero) dilirik oleh salah satu negara di wilayah Timur Tengah.
Direktur Utama PT PAL Firmansyah Arifin, menyatakan negara tersebut telah mengirim utusannya ke PT PAL untuk bernegoisasi jenis kapal yang dipesan. Namun, Firmansyah enggan menyebutkan negara mana yang tertarik dengan kapal buatan Indonesia ini. Sebab masih dalam proses negosiasi dan untuk menghargai negara tersebut.
“Mereka sudah mengirimkan pangerannya ke sini, dan hanya tinggal menunggu pesetujuan rajanya. Kira-kira mereka akan memesan sebanyak empat unit kapal perang jenis Strategic Sealift Vessel (SSV),” kata Firmansyah di sela-sela kunjungan Komisi VI DPR RI ke PT PAL, Surabaya, Senin (4/4).
Ia menjelaskan, kapal perang jenis SSV yang merupakan pengembangan dari kapal pengangkut jenis Landing Platform Dock (LPD). Kapal SSV ini merupakan kapal perang yang sebelumnya dipesan oleh Kementerian Pertahanan Filipina.
Namun, kapal yang dipesan negara Timur Tengah ini ukurannya lebih besar dan bisa mengangkut empat helikopter sekaligus. “Kalau SSV yang dipesan Filipina hanya bisa mengangkut dua helikopter,” katanya.
Di sisi lain, PT PAL Indonesia juga tengah mengerjakan dua kapal perang canggih, yakni kapal pesanan pemerintah Filipina dan kapal perang pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Kapal pesanan Filipina berjenis SSV, sedangkan pesanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia adalah Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR). Kapal PKR memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,2 meter, dan kecepatan 28 knot, serta mampu berlayar selama 20 hari pada kecepatan 14 knot.
Selain itu, Kapal PKR Fregate juga memiliki alat perang bawah air, seperti senjata utama penghancur kapal selam. Senjata itu berupa torpedo yang dapat membantu proses peperangan di bawah air, serta mampu melakukan peperangan udara dengan senjata rudal anti udara.
Sebelumnya, pemerintah Filipina sudah memesan kapal perang buatan PT PAL dengan jenis yang sama. Kapal pesanan pertama tersebut telah diluncurkan pada 18 Januari 2016, dan diberi nama Tarlac oleh Kementerian Pertahanan Filipina. Rencananya kapal tersebut akan resmi diserahterimakan ke Filipina pada Mei 2016, setelah melalui proses penyempurnaan pengecatan lambung.