EKBIS.CO, JAKARTA -- Ekonom dari Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menilai rencana pemerintah mendorong penurunan suku bunga industri perbankan ke single digit dilakukan agar mengurangi jumlah bank. Dengan menurunkan suku bunga, bank-bank kecil akan terdorong untuk melakukan merger.
"Menurunkan suku bunga menurut saya paling efektif ya mengurangi jumlah bank. Dengan jumlah sedikit jadi efisien. Kalau bank kecil itu kan untuk rebut funding saja dia harus menaikkan suku bunga karena dia tak terlalu dipercaya orang, jadi kan susah. Jadi satu-satunya cara memang harus menaikkan itu," jelas Tony saat ditemui di Bank Indonesia, Kamis (28/4).
Tony menjelaskan, saat ini jumlah bank di Indonesia ada sebanyak 119 bank. Sedangkan di negara tetangga, jumlah bank jauh lebih sedikit antara lain Thailand 37 bank, Malaysia 8 bank dan Singapura 3 bank. Agar lebih efisien, kata Tony, jumlah bank harus dikurangi. Namun, selama ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) kesulitan untuk mendorong bank-bank kecil untuk merger.
"Mereka nggak mau. Lebih baik saya punya bank kecil daripada saya berkonsolidasi dengan bank lain. Jadi ini sebetulnya menuju itu, mengarah ke jumlah bank yang jangan terlalu banyak," jelasnya.
Oleh karena itu, ia berpendapat jika tujuan pemerintah mendorong penurunan suku bunga tidak hanya untuk meningkatkan daya saing dengan industri perbankan negara tetangga. Apalagi pemerintah minta untuk menurunkan secepatnya, yaitu di akhir tahun ini.
Tony mengakui, untuk merger bank memang diperlukan waktu yang lama. Sehingga, OJK ingin mendorong melalui persyaratan permodalan yang lebih tinggi.