EKBIS.CO, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (20/5) dibuka turun sebesar 5,25 poin menyusul kuatnya sentimen mengenai kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat.
IHSG BEI dibuka turun 5,25 poin atau 0,11 persen menjadi 4.698,96. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 1,29 poin (0,16 persen) menjadi 800,63.
"Tren pelemahan rupiah yang kembali berlanjut seiring meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga AS, situasi itu menjadi salah sau faktor yang menekan IHSG," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Jumat (20/5).
Ia mengemukakan bahwa berdasarkan notulensi pertemuan Komisi Pasar Bebas Federal (FOMC) pada April 2016 lalu, sebagian besar peserta menilai jika data ekonomi yang dirilis sejalan dengan harapan The Fed seperti pasar tenaga kerja dan inflasi yang naik mendekati target 2 persen, maka ada kemungkinan suku bunga AS naik pada Juni mendatang. "Pernyataan the Fed tentang rencana kenaikan suku bunga pada Juni relatif agresif," katanya.
Namun, lanjut dia, potensi indeks BEI kembali bergerak menguat juga cukup terbuka jika lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia. Kondisi itu dapat menopang mata uang rupiah dan berdampak positif ke pasar modal Indonesia.
Ia mengatakan bahwa S&P menjadi satu-satunya lembaga pemeringkat utang yang belum memberikan peringkat investment grade kepada Indonesia. Dua lembaga lain yaitu Fitch dan Moody's telah menyematkan investment grade. Fitch memberikan label itu mulai 2011, sementara Moody's per 2012.
"Naiknya peringkat Indonesia akan mendorong dana asing masuk ke dalam negeri," katanya.