EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) merancang pembangunan empat juta hektare lahan kering untuk produksi pangan baru. Langkah tersebut dimulai dengan mengumpulkan seluruh Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan tingkat propinsi di seluruh Indonesia. Mereka dihimpun dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Pertanian Nasional 2016.
"Kita sudah sebar alsintan di lapangan, lahan-lahan tidur harus dioptimalkan, petaninya dibangunkan, traktornya juga, dinasnya, penyuluhnya, semua bangun," kata Mentan Amran Sulaiman, Selasa (31/5).
Pembangunan lahan termasuk juga mengoptimalkan pemanfaatan lahan tadah hujan dengan penyediaan pompa, serta memanfaatkan mmetode tanam tumpang sari untuk tanaman-tanaman tertentu.
Hingga kini distribusi alat mesin pertanian (Alsintan) telah mencapai 60 ribu unit di 2015. Jumlah tersebut lebih tinggi dibanding pemberian alsintan di 2014 yang hanya tersebar empat ribu unit. Pada 2016 Kementan telah menandatangani pengadaan barang dan jasa termasuk alsintan sebanyak 100 ribu unit. Alsintan tersebar di seluruh sentra produksi pangan.
Ketika lahan akan dioptimalkan, alsintan telah siap dioperasikan dan dapat bekerja optimal. Pompa-pompa yang sebelumnya digunakan untuk pengendalian El Nino 2015 juga akan dipergunakan untuk menarik air di sungai. "Kuncinya pengelolaan air untuk pertanian di lahan tadsh hujan, lahan jangan hanya menunggu hujan turun karena air bisa ditarik dari danau, sungai, embung," tuturnya.
Lahan kering yang sudsh dikelola tata airnya akan dapat digunakan petani untuk menanam tanaman pangan bukan hanya padi, jagung dan kedelai saja. Tapi juga untujpk mengoptimalkan profuktivitas beragam hortikultura. Kementan masih akan fokus pada sebelah komoditas yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi, sawit, bawang merah, cabai, kelapa sawit, karet, kopi, dan kakao.