EKBIS.CO, JAKARTA -- Target pemerintah menurunkan harga pangan di momen Ramadhan 2016 tak tercapai. Menginjak hari pertama Ramadhan, harga pangan masih tinggi. Padahal pemerintah telah melakukan Operasi Pasar (OP) di sejumlah titik konsumen sejak Mei 2016 bekerja sama dengan kalangan industri pangan.
"Pasar tidak bisa dibohongi, kalau supply-nya cukup, pasti harga turun," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J. Supit dalam Diskusi Rutin Solusi Ekonomi Indonesia dengan tema "Sengkarut Tata Kelola Pangan, Senin (6/6).
Berdasarkan http://infopangan.jakarta.go.id, harga rata-rata pangan di kawasan DKI Jakarta masih tak sesuai dengan keinginan Presiden Joko Widodo. Jarga beras rata-rata Rp 9.500-Rp 12 ribu per kilogram (kg), minyak goreng curah Rp 12.465 per kg, cabai merah keriting Rp 25.627 per kg, cabai merah besar Rp 31.348 per kg, cabai rawit merah Rp 28.069 per kg, dan cabai rawit hijau Rp 23.046 per kg.
Harga bawang merah yang ditargetkan Rp 25 ribu per kg tak tercapai. Di pasar, harganya masih di angka Rp 39.488 per kg. Harga tinggi juga terjadi pada komoditas bawang putih Rp 39.604 per kg, ayam broiler Rp 35.175 per kg, telur ayam ras Rp 23.046 per ekor, gula pasir Rp 15.651 per kg, daging sapi paha belakang Rp 125.500 per kg, dan daging sapi murni Rp 116.375 per kg.
Anton meminta pemerintah berhenti melakukan sejumlah pencitraan dan menggunakan pangan sebagai komoditas politik. Ia menegaskan pentingnya kebenaran data sebagai dasar penetapan kebijakan pangan. "Pemerintah juga inkonsisten dan tidak kompak soal kebijakan pangan dan impor," tuturnya.
Baca juga: Indef Sebut Harga Pangan Naik Jelang Ramadhan Hanya di Indonesia