EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong memiliki gagasan untuk melakukan sosialisasi konsumsi daging sapi beku kepada masyarakat melalui pengembangan sarana pendingin atau chiller. Untuk mempopulerkan daging beku kepada masyrakat, dibutuhkan gudang dengan pendingin yang memadai sehingga pemasok dan pedagang bisa menyimpan daging sapi tersebut.
"Menyelesaikan masalah daging sapi ini harus dari ujung ke ujung. Konsumen adalah ujung paling akhir sehingga di hulu dan tengahnya juga harus diperbaiki," ujar Thomas di Jakarta, Selasa (21/6).
Sosialisasi daging sepi beku tidak hanya berhenti di konsumen saja tetapi juga kepada rumah potong hewan. Menurut Thomas, jika semua rumah potong hewan langsung mengolah daging beku atau semi kemasan kepada pemasok maka minimal dapat distok. Sehingga, apabila harga bergejolak maka impor daging sapi dapat diminimalisasi.
Thomas mengatakan, Indonesia dapat mencontoh Dubai yang sudah memiliki cold storage raksasa untuk menyimpan komoditas pangan dalam bentuk beku. Thomas menginginkan, nantinya di pasar-pasar tradisional pedagang memiliki chiller untuk menyimpan daging sapi beku tersebut. Thomas mengakui bahwa untuk mewujudkan hal ini tidak mudah, sebab pola konsumsi masyarakat Indonesia sebagian besar masih menyukai daging sapi segar ketimbang daging sapi beku.
"Kalau ada terobosan seringkali stimulannya harus dari pemerintah, dan ini balik lagi harus ada koordinasi antar kementerian," kata Thomas.
Menurut Thomas, untuk mengurangi impor daging sapi maka diperlukan peningkatan produksi di sejumlah daerah yang menjadi sentra produksi sapi. Pemerintah menginginkan daerah-daerah yang menjadi sentra produksi bahan pangan fokus untuk memproduksi saja. Nanti, masalah penjualannya akan diurus oleh pemerintah.
Dengan demikian, pemerintah harus menyiapkan sistem pergudangan supaya produksi dari petani dan peternak bisa ditampung dengan harga wajar. Selain itu, hasil produksi tersebut juga dapat distok dan jika ada kelebihan dapat diekspor. "Sistem seperti ini yang harus kita bangun dan biasakan kepada petani dan pedagang," kata Thomas.