Selasa 28 Jun 2016 16:10 WIB

Sepekan Jelang Lebaran, Harga Pangan Masih Bertahan Tinggi

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Kebutuhan pokok.
Foto: dok. Republika
Kebutuhan pokok.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kegiatan Operasi Pasar (OP) dan Toko Tani Indonesia (TTI) tak terlalu memengaruhi pergerakan harga. Sepekan jelang Idul Fitri 2016, harga pangan strategis cenderung stabil tinggi, jauh dari harga yang diinginkan Presiden Jokowi.   

"Memang tidak akan turun, karena tidak ada sistem pengendalian harga yang permanen dn manajemen pasokan yang baik," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR Herman Khaeron, Selasa (28/6).

Berdasarkan data http://infopangan.jakarta.go.id dan memantau sejumlah pasar di kawasan Jakarta, per Selasa (28/6), harga beras berkisar antara Rp 9.200-11.900 ribu per kilogram (kg); minyak goreng Rp 12.358 per kg; cabai merah keriting Rp 25.461 per kg; cabai merah besar Rp 28.820 per kg; cabai rawit merah Rp 31.384 per kg; cabai rawit hijau Rp 28.820 per kg; dan bawang merah naik Rp 37.692 per kg.

Selanjutnya, ayam broiler Rp 34.638 per ekor; telur ayam Rp 21.197 per kg; gula pasir Rp 15.974 per kg; daging sapi paha belakang Rp 124.792 per kg dan daging sapi murni harganya Rp 116.756 per kg.

Upaya pengendalian harga pangan, lanjut dia, dilakukan beramai-ramai secara dadakan sebab merespons instruksi Presiden. Padahal, pelaksana OP semisal Bulog harusnya tetap memperhatikan margin karena ia masih bertanggung jawab kepada Kementerian BUMN agar tidak rugi.

Jika ingin efektif, pemerintah seharusnya mulai merancang sistem permanen dengan tiga langkah strategis dengan meniru mekanisme penyaluran raskin atau rastra. Mekanisme tersebut yakni mengintervensi pasar setiap bulan, dan penyalurannya ditambah menjadi dua kali di momen Ramadhan dan Lebaran.

"Selanjutnya dilakukan OP secara insidensial di wilayah tertentu untuk harga pangan yang mengalami lonjakan harga berlebihan," tuturnya.

Strategi ketiga yakni menyimpan bahan pangan strategis dengan tidak hanya mengandalkan gudang Bulog semata. Melainkan memberdayakan kantong-kantong masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement