EKBIS.CO, PERAWANG -- Sinar Mas Forestry kini sedang menguji coba (trial) menempatkan kamera dengan sensor panas (thermal camera) di menara (tower) untuk membantu mendeteksi titik panas (hotspot) kebakaran lahan dan hutan konsesi milik perusahaan tersebut.
Fire Management Head Sinar Mas Forestry Sujica W Lusaka mengatakan, hasil pantauan satelit Aqua maupun Terra yang pihaknya gunakan tidak selalu akurat. Diantaranya cepat mendeteksi panas yang bersuhu hanya 40 derajat Celcius. Padahal, kata dia, kebakaran belum tentu terjadi. Pihaknya kemudian memutuskan menggunakan teknologi terbaru yang dipandang lebih akurat.
“Saat ini thermal camera yang ditempatkan di tower dalam tahap uji coba,” katanya saat pemaparan fire management di Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Senin (18/7).
Dia menyebutkan, tower yang diuji coba ini dibangun di tiga wilayah yaitu Provinsi Riau, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin (Muba) yang berada di Sumatra Selatan. Rencananya total tower yang akan dibangun sebanyak 65 unit. Pihaknya menargetkan thermal camera ini akan resmi beroperasi pada Agustus 2016.
Namun, Sujica mengaku pihaknya masih melakukan riset untuk pembiayaan thermal camera secara keseluruhan. Sujica mengaku perusahaannya telah mengaloksikan 1,5 juta dolar AS untuk konstruksi teknologi ini. Meski telah memiliki teknologi sendiri, bukan berarti pihaknya tidak lagi menggunakan satelit Terra dan Aqua.
“Kedua satelit ini masih digunakan. Jika di satelit terpantau ada titik api maka kami akan cek dan di verifikasi,” katanya.
Pos pantau yang disiagakan yang mendapat informasi titik merah akan langsung bertindak. Selain itu, petugas kebakaran juga pemadam siaga 24 jam. Pihaknya mengaku memonitor di dalam dan di luar konsesi dengan jarak 5 kilometer dari lahan konsesi mereka.
Sinar Mas juga menjalin kerja sama dengan perusaan mini satelit Jepang untuk menjaga agar lahan yang mereka miliki tidak terbakar. Upaya-upaya ini penting dilakukan di seluruh konsesi lahan dan hutan milik Sinar Mas Grup seluas 2,5 juta hektare (ha) di seluruh wilayah Indonesia. Sementara di Riau seluas 900 ribu ha.