Kamis 08 Sep 2016 22:11 WIB

Ini Penyebab Harga Bawang Merah Mahal, Menurut Kementan

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)

EKBIS.CO, MATARAM --  Direktur Perbenihan Holtikultura M, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Sri Wijayanti Yusuf mengungkapkan separuh ongkos produksi bawang merah digunakan untuk biaya benih. Sehingga, upaya menstabilkan harga bawang merah harus dilakukan dengan menstabilkan harga benih.

"Kalau kita lihat dari ongkos produksi dari bawang merah itu separuhnya dari harga benih. Kalau kita mau menstabilkan harga bawang maka harus harga benih stabil," ujarnya di sela-sela Festival Bawang Merah di Lombok Timur, Kamis (8/9).

Menurutnya, saat ini hampir seluruh petani bawang merah menggunakan benih asal umbi. Dimana, benih asal umbi tersebut bersaing dengan umbi konsumsi. "Jadi kalau harga bawang konsumsi mahal maka harga benih umbi akan lebih mahal karena dia harus disimpan dua bulan dalam gudang," katanya.

Oleh karena itu, ia menuturkan, ketika harga bawang mahal makanharga benih akan lebih mahal. "Harga bawang mahal, harga benih mahal. Lingkaran setan itu bisa diputus bila menggunakan benih asal biji," ungkapnya.

Dirinya menuturkan, dengan menggunakan benih biji maka tidak ada ketergantungan harga benih terhadap harga bawang konsumsi. "Benih biji itu harus disemai dulu menghasilkan umbi mini dan itu yang ditanam petani, sumbernya biji. Dia memutus ketergantungan petani menanam dari umbi asal biji," katanya.

Namun, yang perlu diperhatikan tentang mengubah kebiasaan petani yang sudah berpuluh-puluh tahun menanam bawang merah menggunakan benih umbi.

Baca juga, Petani Diminta Beli Benih Bawang Merah Impor Murah di Bulog.

"Oleh karena itu jalan keluarnya, biji itu kita jadikan umbi mini dulu lalu itu yang ditanam oleh petani. Habitnya tidak berubah menanam umbi tapi asalnya biji," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement