Ahad 18 Sep 2016 14:05 WIB

Program Gadai dan Cicil Emas BSM Bantu Inklusi Keuangan Masyarakat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Maman Sudiaman
BSM
Foto: Musiron/Republika
BSM

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Group Head Pawning Bank Mandiri Syariah (BSM) Dian Faqihdien Suzabar mengatakan, di tengah kondisi ekonomi makro yang sedang tidak menentu pertumbuhan program gadai dan cicil emas BSM masih cukup baik. Program ini merupakan salah satu komitmen BSM untuk berperan aktif memfasilitasi bridging fund. Terutama bagi pengusaha UMKM agar mereka bisa meneruskan bisnisnya. 

Di satu sisi, katanya, gadai dan cicil emas BSM juga salah satunya ikut dalam program OJK untuk iklusi keuangan. "Jadi kita ikut membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan juga diharapkan para eksekutif muda tidak melulu berprilaku konsumtif tapi bisa berinvestasi,” ujar pria yang akrab disapa Difa tersebut, usai sosialisasi Program Gadai dan Cicil Emas BSM di Jakarta, Ahad (18/9).

Difa menjelaskan, untuk program cicil emas investasinya mulai dari 10 gram dengan cicilan sekitar Rp 5.000 per hari. Dengan nominal cicilan yang mudah, maka masyarakat dapat menyisihkan penghasilannya dan tetap concern terhadap investasinya. Syarat untuk ikut Program Gadai dan Cicil Emas BSM cukup mudah yakni hanya menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Apabila nilanya lebih dari Rp 50 juta maka harus menyertakan kartu NPWP. 

Jangka waktu cicilan emas yakni antara 2-5 tahun dan setelah lunas, maka emas dapat dimiliki oleh nasabah. Difa mengatakan, sejauh ini BSM masih menjadi market leader untuk gadai dan cicil emas. Oleh karena itu, dia optimistis sampai akhir tahun pertumbuhan gadai dan cicil emas BSM bisa mencapai Rp 2 triliun. Target tersebut terbilang meningkat dari capaian pada 2015 lalu yakni sebesar Rp 1,6 triliun. Difa menambahkan, kenaikan target tersebut seiring dengan meningkatnya animo masyarakat terhadap gadai dan cicil emas. 

Program Gadai dan Cicil Emas BSM masih diminati karena apabila masyarakat membutuhkan dana cepat tidak terlalu sulit dan bisa memanfaatkan emas yang dimilikinya. Difa mengatakan, dari sisi pasarnya di Indonesia ada 79 persen yang punya emas, tapi dari jumlah tersebut masih 30 persen yang memanfaatkan emasnya. Berarti ada sekitar 40 persenan yang belum dan ini merupakan salah satu pangsa pasar yang potensial.

“Insya Allah kami optimistis targetnya tercapai, karena kami melihat bahwa gadai dan cicil emas merupakan salah satu elemen untuk ikut berpartisipasi dalam program pemerintah,” kata Difa.

Sampai saat ini, jumlah nasabah gadai emas di BSM sebesar 80 persen sedangkan nasabah cicil emas sebanyak 20 persen. Difa menjelaskan, Program Gadai dan Cicil Emas BSM biasanya menjadi rekruter bagi produk BSM lainnya. Menurutnya, apabila nasabah sudah ikut Program Gadai dan Cicil Emas maka akan ikut mengambil produk lainnya sehingga dapat menyumbang dana pihak ketiga (DPK). Sementara itu, NPF untuk gadai dan cicil emas saat ini sebesar nol persen. Hal ini karena, emas sangat likuid jadi apabila nasabah tidak bisa melunasi cicilan maka emas tersebut dapat dieksekusi atau dicairkan.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement