EKBIS.CO, WASHINGTON -- Samsung harus menanggung malu setelah produknya Galaxy Note 7 terlibat puluhan kasus meledaknya baterai. Namun, menurut Sprint CEO Marcelo Claure, kontroversi harus segera reda dan tidak mencemari nama baik merek perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan itu diperkirakan merugi Rp 66 triliun akibat penarikan produk tersebut.
"Kami akan menarik produk dan enam bulan dari sekarang tak seorang pun akan ingat bahwa ada penarikan Note 7," katanya kepada Fortune, Senin (19/9).
Samsung telah menerima 92 laporan baterai rusak di AS dari sekitar satu juta perangkat yang dijual di sana. Perusahaan mengatakan, sebagai bagian dari pengumuman penarikan resmi, mereka bekerja sama dengan Komisi Keamanan Produk Konsumen AS. Komisi tersebut meminta konsumen segera mematikan dan berhenti menggunakan perangkat Galaxy Note 7.
Sebanyak 2,5 juta perangkat premium di seluruh dunia perlu ditarik Samsung. Beberapa analis mengatakan, penarikan itu akan membuat Samsung kehilangan hampir 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 66 triliun dalam pendapatan tahun ini.
Harga saham Samsung turun tujuh persen selama bulan lalu akibat munculnya masalah baterai.