EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai daya beli masyarakat harus dijaga agar ekonomi domestik dapat kembali bergairah.
"Kita harus bisa menjaga daya beli masyarakat, karena itu menjaga inflasi khususnya bahan pangan, harus menjadi prioritas," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (11/10).
Berdasarkan hasil survei kegiatan dunia usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia, menunjukkan angka pertumbuhan pada kuartal III-2016 lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan pertumbuhan tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)-perkalian antara saldo bersih dan bobot masing-masing sektor ekonomi sebesar 13,20 persen, lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II-2016 sebesar 18,4 persen.
Sementara kinerja sektor industri pengolahan pada kuartal III-2016 terindikasi tumbuh melambat dengan SBT sebesar 1,09 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 3,41 persen.
Penurunan dari sisi suplai itu menunjukkan adanya pelemahan daya beli masyarakat pada kuartal III-2016. Hal tersebut diperkuat dengan penurunan inflasi inti (di luar harga bergejolak dan harga diatur pemerintah) yang trennya masih menurun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi inti 0,33 persen pada September 2016, menurun dibandingkan Agustus 2016 sebesar 0,36 persen, yang merupakan indikasi masyarakat menekan konsumsi.
Bambang menuturkan, selain dengan menjaga daya beli masyarakat, investasi perlu terus didorong untuk membantu meningkatkan perekonomian, terutama investasi swasta yang dinilai masih minim. "Upaya untuk menarik investasi swasta baik asing maupun domestik ini harus terus digencarkan, oleh karena itu perbaikan iklim usaha menjadi sangat penting," kata Bambang.
Untuk peningkatan kinerja ekspor, Bambang menilai hal tersebut masih sulit karena permintaan global memang masih relatif rendah. "Namun ada indikasi kemarin kenaikan beberapa harga komoditas, tapi sekali lagi, kita jangan terlena dengan kenaikan harga komoditas yang mungkin cuma sementara," ujarnya.