EKBIS.CO, Jakarta -- Dengan Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 255 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk mencapai rata-rata 1,66 persen per tahun, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Hal itu membutuhkan infrastruktur yang besar khususnya di bidang energi.
Pertumbuhan infrastruktur energi yang cepat sangat dibutuhkan untuk menunjang kelancaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat. APBI-ICMA, sebagai asosiasi yang menaungi perusahaan pertambangan batu bara yang berkontribusi terhadap sekitar 80 persen dari total produksi batu bara nasional, mendukung penuh optimalisasi pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi primer dalam proyek kelistrikan nasional 35 ribu megawatt.
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI-ICMA), Pandu Sjahrir mengatakan potensi energi yang besar dan terjangkau saat ini masih didominasi oleh batu bara. Didukung dengan penggunaan teknologi pembangkit listrik tenaga uap baru yang efisien dan ramah lingkungan, tentunya akan membantu penghematan biaya penggunaan energi listrik bagi masyarakat dan industri.
"Sehingga dapat mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di sinilah batu bara memegang peran penting dalam menyukseskan program kelistrikan nasional karena sampai saat ini batu bara merupakan sumber energi primer yang paling terjangkau dan dapat diandalkan dibandingkan komoditas lain baik dari sumber daya tak terbarukan maupun terbarukan," kata Pandu di Jakarta, Rabu (26/10).
Rasio elektrifikasi Indonesia pada 2015 mencapai 88,5 persen dan target elektrifikasi pada 2016 sebesar 90 persen. Pemerintah melalui program 35 ribu MW menargetkan rasio elektrifikasi Indonesia sampai 2024 sebesar 99,4 persen. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016 – 2025, pembangkit listrik energi batu bara masih menjadi kontributor terbesar dalam bauran energi sampai dengan 2025, yakni sebesar 50 persen.