EKBIS.CO, JAKARTA -- CEO Plug and Play Saeed Amidi menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta pada hari ini, Selasa (15/11). Kedatangan mereka untuk merealisasikan janji membangun 50 perusahaan rintisan tiap tahun di Indonesia.
Kunjungan Saeed Amidi untuk menemui Presiden Jokowi merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden RI ke kantor pusat Plug and Play di Amerika Serikat pada Februari 2016. Saat ini Presiden Jokowi ingin agar Plug and Play membantu para start up di Indonesia agar semakin berkembang.
Realisasi keinginan itu menjadi topik pembicaraan saat Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Saeed Amidi.
Plug and Play merupakan perusahaan akselerator perusahaan rintisan (startup) yang berlokasi di Silicon Valley, Amerika Serikat.
Ketika mengunjungi Plug and Play, Presiden meminta Amidi berinvestasi di Indonesia dan kini ia segera memenuhi ajakan itu di mana dalam waktu dekat akan meluncurkan Plug and Play Indonesia. "Pertemuan hari ini merupakan tindak lanjut kunjungan Bapak Presiden. Saat itu, Bapak Presiden mengajak Pak Amidi menanamkan modal di sini karena Indonesia ingin mengembangkan e-commerce," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara seusai pertemuan.
Pada tahap awal, Plug and Play berkomitmen akan berinvestasi di 50 perusahaan rintisan setiap tahun. Perusahaan-perusahaan rintisan lokal yang terpilih akan mendapat bimbingan untuk memperluas jaringan, mendapatkan edukasi yang krusial terutama dalam penggalangan dana, manajemen bisnis, hingga mengembangkan potensi produk.
"Karena komitmennya setiap tahun ada 50 perusahaan rintisan berkualitas, pada 2020 nanti akan ada 200 perusahaan," ujar Rudiantara.
Amidi yakin kehadiran Plug and Play di Indonesia juga akan menarik investor dari negara lain, seperti dari Cina atau Singapura. "Bersama-sama kita dapat memajukan perusahaan-perusahaan rintisan berbasis teknologi di Indonesia," katanya.
Hadir dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan CEO Plug and Play adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.