REPUBLIKA.C0.ID, MATARAM -- Perum Damri menerima 390 Bus Rapid Transit (BRT) yang akan dioperasikan di 11 kota antara lain Medan, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Yogyakarta, Solo, Bandung, termasuk Kota Mataram.
Direktur Utama Perum Damri Sarmadi Usman mengapresiasi keseriusan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi dalam menjamin ketersediaan angkutan jalan di Mataram. Sebagai Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM), penumpang mendapat subsidi sebesar Rp 8 ribu dari pemerintah pusat.
"Harga pokok kami Rp 12.500, tarif Rp 4.000, pusat beri subsidi Rp 8.000 per orang," ujarnya di depan Pendopo Gubernur NTB, Jalan Pejanggik, Mataram, Senin (21/11).
Ia menerangkan, sejak kemerdekaan, baru sekarang pemerintah mewujudkan revitalisasi angkutan perkotaan. "Sebagaimana program nawacita Kemenhub bahwa pelayanan program dari Aceh sampai Papua sama, dalam tiga bulan sejak Desember, kami dipanggil Menhub agar dapat melayani layanan perkotaan," katanya.
Kendati begitu, dia meminta dukungan pemerintah daerah karena jika beroperasi secara komersial akan merugi. Ia menilai, layanan BRT harus berkesinambungan. Ia memuji langkah Pemprov NTB yang sudah meluncurkan operasi BRT meskipun belum ideal lantaran belum adanya halte tertutup untuk para penumpang.
Terkait empat koridor yang akan melintasi sejumlah ruas jalan di Mataram, termasuk kawasan wisata seperti Senggigi, ia katakan, sudah ditentukan Pemda bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) termasuk soal tarif dan besaran subsidi. "Kalaupun ada rute yang dilewati kawasan wisata itu mungkin sudah diatur," ungkapnya.
Ia berharap, dengan melintasi kawasan wisata seperti Senggigi, banyak masyarakat dan wisatawan yang memanfaatkan BRT tersebut.