EKBIS.CO, NEW YORK -- Harga minyak mentah di pasar internasional bergerak di kisaran sempit dan ditutup hampir datar pada Kamis (15/12) atau Jumat(16/12) pagi WIB, karena pasar mempertimbangkan kenaikan suku bunga AS dan kemungkinan berimbangnya kembali pasokan dan permintaan pada 2017.
Pada perdagangan pagi, harga minyak jatuh ke tingkat terendah dalam seminggu karena dolar AS menguat setelah Federal Reserve pada Rabu (14/12) menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya pada tahun ini. Dolar AS mendekati tingkat tertinggi sejak 14 tahun terhadap mata uang utama dunia.
Bank sentral AS pada Rabu (14/12) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin ke kisaran 0,50 persen hingga 0,75 persen, serta mengindikasikan kenaikan suku bunga yang lebih cepat tahun depan dengan tiga kali kenaikan.
Harga minyak kemudian membalikkan kerugiannya setelah media melaporkan bahwa perusahaan-perusahaan minyak nasional di Arab Saudi dan Kuwait telah mengatakan kepada para pelanggannya di Asia bahwa mereka akan memotong pasokan minyak mentah setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk memangkas produksinya.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 0,14 dolar AS menjadi menetap di 50,90 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, menguat 0,12 dolar AS menjadi ditutup pada 54,02 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.