Selasa 27 Dec 2016 15:09 WIB

Realisasi Penerimaan Bea Cukai Baru 81 Persen

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Alat berat memusnahkan ribuan minuman keras dan rokok hasil sitaan bea cukai di halaman gedung Bea Cukai, Jakarta Timur, Jumat (23/12).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Alat berat memusnahkan ribuan minuman keras dan rokok hasil sitaan bea cukai di halaman gedung Bea Cukai, Jakarta Timur, Jumat (23/12).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Realisasi penerimaan bea dan cukai per 23 Desember 2016 baru menyentuh Rp 148,75 triliun atau 80,7 persen dari target. Dalam Anggaran Pendatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2016, target penerimaan bea dan cukai tercatat sebesar Rp 183,96 triliun. Angka ini sebetulnya lebih rendah Rp 3 triliun dibanding APBN 2016 yang sebelumnya dipatok Rp 186,5 triliun.

Kepala Seksi Pemantauan Penerimaan Direktorat Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC Kemenkeu Erwin Hariadi menjelaskan, raihan saat ini sebetulnya masih lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 78 persen. "Sudah 80 persen sudah lumayan, tapi belum hijau. Hijau itu di atas 100 persen. Kalau kuning 95-100 persen. Jadi ini masih merah," ujar Erwin, Selasa (27/12).

Meski penerimaan masih terbilang jauh dari target, Erwin mengaku optimistis penerimaan bisa digenjot lebih tinggi lagi di sisa 4 hari tahun 2016 ini. Alasannya, di akhir bulan biasanya ada pelunasan kredit cukai hasil tembakau (CHT) yang jatuh tempo. Rata-rata penerimaan CHT sendiri, lanjut Erwin, sebesar Rp 29-30 triliun setiap bulannya. Artinya, bila penerimaan di akhir Desember bisa terealsiasi sesuai target, maka penerimaan total tahun ini bisa menyentuh 97 persen.

Erwin melanjutkan, sebanyak 85 persen dari total penerimaan bea cukai memang berasal dari cukai tembakau. Dari hasil tembakau, pemerintah sendiri menyediakan fasilitas kredit yang jatuh tempo setiap akhir bulan.

"Jadi alhamdulillah, kalau sudah piutang, itu ada namanya CK1, itu pengambilan pita yang dipesan. Setelah diambil, ada yang dapat fasilitas kredit, ada yang tunai. Yang kredit ini akan jatuh tempo tanggal 30, sekitar 29 triliun. Jadi outlooknya 97 persen dari target," ujar Erwin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement