Senin 02 Jan 2017 18:48 WIB

Cegah Flu Burung, Kementan: Indonesia tak Impor Anak Ayam dari Cina

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Ilustrasi flu burung.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi flu burung.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini menegaskan Indonesia belum membuka pintu impor Day Old Chick (DOC) atau anak ayam berumur satu hari dari Cina. Itu artinya, Indonesia tidak perlu khawatir dengan wabah flu burung yang tengah melanda negara tersebut.

"Kita belum impor (DOC) dari sana," ujar dia kepada Republika.co.id, Senin (2/1).

Namun, Indonesia mengimpor bulu unggas yang biasa digunakan untuk pembuatan shuttlecock. Hal itu diakui Banun tidak perlu dikhawatirkan karena virus flu burung akan mati pada bulu yang sudah dipanaskan dengan suhu tertentu.

Sementara, bulu uggas yang biasanya digunakan untuk pembuatan shuttlecock telah melalui proses pemanasan. Bulu unggas impor tersebut, kata dia, ketika sampai di Indonesia tinggal memasuki tahapan perakitan menjadi shuttlecock.

Sebelumnya, sejak 28 November Indonesia melakukan penghentian sementara impor DOC untuk indukan dan grand parent stok dari tujuh negara guna menghindari flu burung. Tujuh negara terebut yakni Belanda, Jepang, India, Prancis, Finlandia, Rumania, dan Swedia.

Negara-negara tersebut masuk ke dalam daftar Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sedang terserang flu burung. Ia melanjutkan, pihaknya segera mengambil sikap ketika menerima notifikasi OIE tersebut. "Langsung, pasti kita lakukan penghentian," ujar dia.

Selain itu, adanya koordinasi dan komunikasi dengan perwakilan Indonesia di berbagai dunia membuat Badan Karantina mengetahui perkembangan kesehatan di negara pengimpor. Ia mengatakan, jika pihaknya menerima laporan suatu negara pegimpor terkena suatu wabah membahayakan, maka akan dengan segera melakukan penghentian. "Meksipun di OIA belum muncul tapi kalau sudah ada notifikasi dari kedutaan, kita akan hentikan," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement