Kamis 05 Jan 2017 11:41 WIB

Harga Cabai Rawit di Babel Rp 80 Ribu, Permintaan Normal

Red: Ani Nursalikah
Harga cabai rawit merah melonjak.
Foto: mg06/Rahmi Suci Ramadhani
Harga cabai rawit merah melonjak.

EKBIS.CO, PANGKALPINANG -- Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menembus Rp 80 ribu atau naik dibandingkan sebelumnya Rp 65 ribu per kilogram.

"Awal tahun ini harga cabai naik tinggi karena pasokan dari petani lokal dan luar daerah berkurang," kata Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Disperindag Provinsi Kepulauan Babel, Marhoto di Pangkalpinang, Kamis (5/1).

Ia menjelaskan kenaikan harga cabai rawit itu juga diikuti cabai merah biasa naik menjadi Rp 65 ribu dari Rp 60 ribu per kilogram, cabai keriting naik menjadi Rp 45 ribu dari Rp 40 ribu per kilogram. "Kenaikan harga cabai ini belum mempengaruhi permintaan masyarakat, permintaan masih normal," katanya.

Ia mengatakan saat ini stok cabai besar di sejumlah distributor hanya 50 ton atau mengalami penurunan dibandingkan stok pekan lalu mencapai 75 ton, karena hasil panen petani berkurang selama musim hujan. "Musim hujan ini cukup mempengaruhi pasokan cabai dari luar daerah, apalagi untuk memenuhi kebutuhan cabai masyarakat di provinsi kepulauan ini masih mengandalkan pasokan dari Pulau Jawa dan Sumatra," ujarnya.

Ia memperkirakan selama musim hujan ini pasokan cabai akan berkurang dan harga akan terus bertahan tinggi dan cenderung mengalami kenaikan. "Kami cukup sulit menekan kenaikan harga cabai ini, karena hasil cabai petani lokal yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Desi, salah seorang pedagang cabai mengaku harga cabai naik karena harga di tingkat distributor yang naik karena harga di daerah asal komoditas itu yang naik. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa mengikuti perkembangan harga di pasar. Jika tidak maka kami akan menderita kerugian yang cukup besar," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement