Kamis 05 Jan 2017 18:48 WIB

Stabilisasi Harga Cabai, PD Pasar Ingin Ada Gudang Persediaan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang memilah cabai di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (4/1) malam. Harga cabai di sejumah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan. Terutama harga cabai rawit merah melonjak hingga Rp 130.000/Kilogramnya,hal ini disebabkan karena tingginya curah huja

EKBIS.CO, TASIKMALAYA -- PD Pasar Cikarubuk, Kota Tasikmalaya menginginkan adanya gudang persediaan penampungan bahan-bahan pokok seperti cabai. Keberadaan gudang diharapkan membantu mencegah melonjaknya harga secara berkelanjutan.

Kepala Pasar Cikarubuk Augus mengakui cabai rawit merah langka di pasaran akibat tingginya harga. Menurutnya, tingginya harga disinyalir karena cuaca buruk dan hambatan pasokan dari luar wilayah.

Guna mengantisipasi harga terus melambung, pihak pasar mewacanakan dibangunnya gudang agar stok cabai yang ada bisa dikumpulkan lebih dulu sebelum dipasok ke pengecer.

"Sektor kebutuhan pokok masyarakat mesti diperhatikan, Tasik itu sebagai konsumen bukan produsen, jadi tolong minimal punya gudang cabai. Fungsinya untuk stabilisasi harga," katanya pada Republika, Kamis (5/1).

Ia menilai dengan keberadaan gudang pasar maka stok cabai tak akan lari kemana-mana. Sebab, selama ini ia menganggap adanya monopoli penjualan cabai dari distributor yang punya gudang. Dengan memiliki gudang, ia menyebut distributor tersebut bisa seenaknya memainkan harga.

"Karena tidak ada gudang akhirnya pedagang nyetok sendiri-sendiri akhirnya malah ada yang monopoli satu orang karena dia saja yang punya gudang. Seharusnya barang dibawa ke gudang baru di share ke pedagang, ini baru bisa kami jalankna fungsi pengatur harga," jelasnya.

Baca juga,  Harga Cabai di Sleman Tembus Rp 100 Ribu.

Ia mengingatkan bahwa sebagai pasar utama kota seharusnya Cikarubuk punya gudang penyimpanan seperti halnya pasar utama kota lainnya. Mengenai lahannya, kata dia sudah disiapkan di bagian belakang pasar. Hanya saja komitmen dari pemerintah kota saja yang dianggap minim.

"Sarana dan prasarana sudah 20 tahun belum ada perbaikan, kalau dari jasa retribusi yang kami terima itu kurang tidak bisa mencukupi perbaikan infrastruktur," ucapnya

Terpantau, akibat harganya yang melonjak sampai 100 ribu rupiah per kilogram, cabai rawit pun nyaris hilang dari pasar Cikarubuk. Dari belasan pedagang cabai, hanya satu dua pedagang saja yang menyediakannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement