EKBIS.CO, MALANG -- Harga cabai yang kian tak terkendali mulai dirasakan dampaknya oleh para pengusaha. Di Kota Malang, cabai rawit merah di pasar tradisional sudah menyentuh harga Rp 120 ribu per kilogram.
Seorang produsen sambal di Malang, Zaki Firmansyah, mengaku labanya anjlok karena harga cabai terus naik. Zaki yang memproduksi sambal kemasan berlabel 'Miss Sambel' itu belum bisa menaikkan harga agar tak ditinggalkan konsumen. "Karena harga sambal tidak dinaikkan konsekuensinya laba berkurang hingga 50 persen," katanya pada Senin (9/1) di Malang.
Selama ini Zaki dan istrinya memproduksi sambal dalam tiga varian. Sambal terasi dijual seharga Rp 22 ribu per botol serta sambal hijau dan sambal bawang dengan harga Rp 20 ribu.
Selama dua tahun menjalankan usaha sambal botolan, ia mampu menjual sekitar 700 botol setiap bulan. Wilayah pemasarannya tak hanya di Malang namun sudah merambah hingga Sumatera, Kalimantan, bahkan Hongkong.
Pria yang tinggal di Kecamatan Lowokwaru ini mengungkapkan jika harga bahan baku sambal terus naik maka terpaksa ia harus menghentikan produksi. "Harga cabai sudah mahal, kalau nanti harga bawang merah dan bawang putih ikut naik maka terpaksa berhenti membuat sambal karena biaya produksi terlalu tinggi," ujarnya.
Zaki berharap harga cabai segera kembali normal. Sehingga, ia dan istrinya bisa terus menjalankan usaha produksi sambal dalam kemasan.