EKBIS.CO, TASIKMALAYA -- Dinas Koperasi, UMKM, Industri dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Tasikmalaya menjanjikan akan membujuk wilayah pemasok cabai rawit merah supaya mengirimkan hasil panennya lebih banyak ke Kota Tasikmalaya. Tujuannya guna menghindari kelangkaan harga cabai rawit merah.
Kepala Diskoperindag Tantan Rustandi mengatakan pihaknya akan secara kontinu mengunjungi pasar-pasar guna memantau ketersediaan cabai di pasaran, khususnya jenis cabai rawit merah. Jika terjadi kekurangan pasokan, maka pihak dinas akan membujuk daerah pemasok untuk mengirim cabai lebih banyak ke Kota Tasikmalaya. Sebab sebagian besar cabai rawit merah di Kota Santri dipasok oleh penyuplai luar Jawa Barat seperti Blitar. Tetapi penyuplai dari wilayah lain cenderung lebih banyak mengirimkan stoknya ke Bandung atau Jabodetabek.
“Ya seperti dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur akan kami coba membujuk pemasok di daerah tersebut untuk mendatangakan barangnya ke Pasar Cikurubuk. Diharapkan stok bisa terus terpenuhi kan biar harganya bisa turun kalau pasokannya banyak,” katanya.
Meski berencana mendatangkan pasokan dari penyuplai lain, ia tak bisa menjanjikan jumlahnya bisa sesuai dengan kebutuhan. Sebab para penyuplai dari Jawa Timur dan Jawa Tengah juga sudah berlangganan menyuplai ke Bandung atau Jabodetabek.
"Upaya mendatangkan tambahan stok ini memang tidak serta merta akan mengatasi kekurangan barang. Tapi segala sesuatu harus di coba dulu, selama ini memang pasokan dan harga itu tergantung cuaca,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai peluang adanya praktik monopoli harga oleh para tengkulak, ia meragukannya. Sebab menurutnya, komoditas cabai tak bisa ditahan terlalu lama karena akan busuk. Sehingga jika produk cabai terus disimpan malah akan merugikan tengkulak itu sendiri.
“Kalau cabai merah ditahan yang ada malah merugi mereka (tengkulak) karena yang barang seperti cabai itu ya cepat busuk, jadi ngapain simpan lama-lama," ucapnya.