Senin 16 Jan 2017 09:51 WIB

IEA: Harga Minyak akan Jauh Lebih Stabil pada 2017

Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi harga minyak dunia akan terus mengalami volatilitas pada tahun ini meskipun pasar mungkin kan berupaya menyeimbangkan harga sepanjang semester pertama 2017 jika penurunan produksi yang dijanjikan oleh produsen diimplementasikan.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat pada 30 November 2016 untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari menjadi 32,5 juta barel per hari  (bph) selama enam bulan pertama tahun 2017. Jumlah tersebut diluar 558 ribu bph dari pemotongan yang disepakati oleh produsen non-OPEC seperti Rusia, Oman dan Meksiko.

"Saya akan berharap bahwa kita akan melihat rebalancing dari pasar dalam semester pertama tahun ini," kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol, Ahad (15/1).

"Tapi apa yang ingin saya katakan (adalah) bahwa kita sedang memasuki periode volatilitas di pasar. Nama dari permainan ini adalah volatilitas," katanya kepada Reuters.

Birol mengatakan, meskipun kesepakatan OPEC memberi sinyal kemungkinan harga minyak yang lebih tinggi, juga akan mendorong produksi lebih dari Amerika Serikat dan di tempat lain. Namun, sambung dia, harga yang lebih tinggi juga bisa melemahkan permintaan global.

"Saya berharap produksi minyak serpih AS akan kembali meningkat tahun ini," kata Birol. Dia menambahkan bahwa tren terbaru dari penurunan produksi minyak Cina karena harga rendah dapat dibalik jika pasar menguat.

Data dari Administrasi Informasi Energi AS menunjukkan produksi minyak mentah naik pada pekan lalu, terutama di 48 negara bagian selatan. Secara keseluruhan produksi adalah 8,950 juta bph pekan lalu, terbesar sejak April tahun lalu.

Birol mengatakan perhatian utamanya sekarang adalah kurangnya investasi dalam pasokan minyak baru setelah harga rendah selama dua tahun terakhir memaksa shutdown banyak proyek minyak di seluruh dunia. "Tahun ini, jika tidak ada investasi besar datang kita juga dapat melihat dalam beberapa tahun ke depan akan terjadi kesenjangan pasokan-permintaan yang signifikan dengan implikasi serius di pasar," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement