EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana mengeluarkan kebijakan proteksionisme terhadap negara lain. Hal ini berarti, ia akan membatasi jumlah dan jenis barang dari negara lain yang masuk ke AS.
Indonesia sendiri banyak mengekspor produk manufaktur maupun tekstil ke AS. Maka, kebijakan itu dinilai bakal mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia terhadap AS.
"AS adalah negara tujuan utama ekspor dari Indonesia, misal kebijakan Trump bisa mempengaruhi kinerja ekspor manufaktur, ada standar tertentu untuk bisa masuk AS. Itu akan berpengaruh pada kinerja manufaktur kita," ujar ekonom SKHA Consulting Eric Sugandi, di Jakarta, Selasa, (17/1).
Meski begitu, menurutnya, ekspor RI terhadap migas dan komoditas diprediksi lebih baik pada tahun ini karena didorong supply dan demand. Sayangnya, ia memprediksi Indonesia akan terkena dampak secara tidak langsung dari perlambatan ekonomi Cina.
Hal itu karena, Indonesia banyak mengekspor batu bara ke Cina. Sedangkan, di sana terdapat isu lingkungan yang mengharuskan negara itu mengurangi impor batu bara dari negara lain. "Oleh karenanya, Cina melakukan perlambatan ekonomi by design karena impactnya ke global, ada negara menjadikan Cina itu sebagai sumber ekspor. Misalnya batubara dari Indonesia," jelas Eric.
Ia bahkan memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Cina akan mengalami penurunan dari 2016 sebesar 6,7 persen menjadi 6,5 persen pada 2017. Penurunan tersebut belum memperhitungkan dampak dari proteksionisme Trump.
"Pertumbuhan ekonomi Cina itu trennya menurun. Proteksionisme Trump mungkin akan mengganggu Cina. Cina sekarang lagi melakukan relaksasi karena arahnya mulai mengkhawatirkan, sehingga batu bara boleh digunakan asal diproses dulu," ujar Eric.