Kamis 19 Jan 2017 09:06 WIB

Perjalanan Panjang Kereta Barang Cina Pertama Sampai di London

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Kereta barang pertama dengan rute Cina-London yang diberangkatkan dari Provinsi Zheijang, Cina Timur.
Foto: bloomberg.com
Kereta barang pertama dengan rute Cina-London yang diberangkatkan dari Provinsi Zheijang, Cina Timur.

EKBIS.CO, LONDON -- Kereta barang pertama dari Cina berhasil mencapai London, Inggris Rabu (18/1) setelah menempuh perjalanan sepanjang 7.500 mil atau sekitar 12 ribu kilometer. Ini menjadi sebuah tonggak dalam mendorong Cina membangun hubungan komersial di seluruh Eropa dan Asia.

Kereta ditarik ke Barking, London timur setelah 18 hari perjalanan dari Yowu, sebuah kota perdagangan grosir di provinsi Cina timur, Zhejiang. Kereta tersebut telah melewati Kazakhstan, Rusia, Belarusia, Polandia, Jerman, Belgia, dan Prancis sebelum menyeberang selat Inggris untuk mencapai London.

Kiriman akan membutuhkan waktu hampir dua kali lebih lama untuk tiba di Inggris melalui jalur laut. Kereta tersebut membawa muatan komoditas kecil termasuk barang-barang rumah tangga, pakaian, kain, tas, dan koper.

Dijalankan oleh Yiwu Timex Industrial Investment, layanan angkutan Yiwu-London menjadikan London kota Eropa ke-15 yang memiliki akses rel langsung dengan Cina. Pada 2013, Cina telah membuka 'One Belt, One Road' yang merupakan inisiatif Perdana Menteri Cina Xi Jinping.

Manajer umum di OTT Logistik, kantor pemasaran lokal di Inggris untuk kereta Oscar Lin mengatakan, ada ketertarikan sangat bagus terkait kereta barang tersebut. "Ini adalah kereta pertama untuk uji coba, kita ingin tahu apa reaksi dari pasar Inggris," katanya.

Namun pihaknya telah menerima 50 hingga 60 pertanyaan hanya dalam kurun waktu dua pekan tanpa melakukan pemasaran apapun.

Perdana Menteri Theresa May mengatakan, hubungan dengan Cina tetap menjadi 'emas' karena ia berusaha membawa miliaran dolar AS investasi dari negara tersebut. Hal itu terutama terjadi di tengah keinginan Inggris meninggalkan Uni Eropa.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement