EKBIS.CO, BANDUNG -- Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada 1955, menjadi magnet sehingga Kota Bandung menarik banyak investor luar negeri untuk menanamkan modalnya. Salah satu negara yang tertarik berinvestasi adalah Pemerintah Kota Hangzhou, Cina, untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Shanghai, Siti N Mauludiah, mengatakan ia telah menawarkan beberapa kota di Indonesia untuk dijadikan mitra dengan Hangzhou. "Tapi lalu mereka memilih Bandung, salah satunya karena Bandung menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika," ujar Siti usai menggelar pertemuan dengan Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial dalam rangka mengomunikasikan rencana kerja sama di Balai Kota Bandung, (26/1).
Hangzhou, kata Siti, adalah kota terbesar di Provinsi Zhejiang yang memiliki karakteristik hampir serupa dengan Bandung. Pemerintahannya, sama-sama mengusung konsep smart city. Di kota ini, teknologi telah menjelma menjadi kebutuhan sehari-hari, salah satunya dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
Contohnya, kata dia, membayar secara tunai bukan lagi budaya di Hangzhou. Masyarakat di sana hampir semuanya telah meninggalkan metode transaksi itu tapi berganti dengan pembayaran melalui ponsel pintar. Hampir setiap toko pun, telah memiliki sistem daring sendiri.
"Sudah jarang sekali ada yang pakai tunai. Sebentar lagi Imlek, pasti banyak yang memberi angpau dengan transfer melalui ponsel," kata Siti.
Terlebih lagi, kata dia, Alibaba, e-commerce terbesar di dunia cukup mendominasi di Hangzhou. Perusahaan teknologi Huawei juga menempatkan kantor riset dan pengembangannya di sana. "Maka pasar online di sana sangat kuat. Kalau kita tidak ikutan, bisa jadi ketinggalan," kata Siti.
Jika memungkinkan, menurut Siti, pihaknya berharap dengan Bandung bisa bekerja sama dalam bidang ekonomi. Ia ingin membawa produk-produk Indonesia untuk dijual di sana, terutama produk makanan dan buah-buahan. "Jumlah penduduk di sana sangat banyak dan bisa menjadi pasar yang sangat potensial," katanya.
Selain itu, kata dia, kerja sama di bidang pendidikan pun akan dijajaki. Siti akan menjalin komunikasi dengan beberapa perguruan tinggi , seperti Universitas Padjadjaran, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Pendidikan Indonesia. "Mungkin bentuknya bisa pertukaran pelajar atau kerja sama riset. Mereka banyak menyediakan beasiswa," katanya.