EKBIS.CO, LOMBOK TENGAH -- Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Pending Dadih Permana mengatakan upaya perbaikan jaringan irigasi nasional sudah melebihi target. Dia mengatakan, dari target perbaikan jaringan irigasi tersier nasional yang rusak seluas 3 juta hektare, hingga kini sudah diperbaiki dengan total luas 3,1 juta hektare.
"Sampai saat ini yang sudah berhasil kita perbaiki sudah melebihi target yakni 3,1 juta hektare," kata dia saat mengunjungi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bismillah, di Desa Renteng, Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Kamis (23/3).
Ia mengatakan keberhasilan dampak perbaikan irigasi tersier mendorong pada peningkatan hasil pertanian karena terjadi perluasan taman dan peningkatan indeks tanam. Dia menambahkan, wilayah-wilayah yang sebelumnya memiliki indeks tanam hanya sekali dalam setahun akibat ruskanya jaringan irigasi tersier, kini sudah bisa tanam dua hingga tiga kali dalam setahun.
"Output luas tanam di Indonesia meningkat karena airnya terjamin. Pada 2016 khususnya untuk padi, kita tidak ada impor," lanjut dia.
Dia mengungkapkan Kementan terus berupaya mendorong modernisasi pertanian guna peningkatan produksi pertanian nasional. Selain itu, untuk penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) juga terus mengalami peningkatan cukup signifikan. Pending menyebutkan, jika pada 2014 total bantuan Alsintan hanya sebanyak 8 ribu unit per tahun, namun dalam dua tahun terakhir yakni 2015-2016, jumlah penyaluran Alsintan meningkat pesat menjadi 180 ribu hingga 200 ribu unit.
"Hingga akhir 2017 kita perkirakan penyaluran Alsintan dari 2015 bisa mencapai 300 ribu unit," ucap dia.
Jenis Alsistan yang disalurkan berupa alat tanam, alat panen, traktor, dan juga alat pasca panen, khususnya untuk komoditi tanaman pangan padi dan jagung.