EKBIS.CO, KUALA LUMPUR -- Industri halal dinilai berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi secara global. Karena itu, industri halal perlu dikelola secara tepat agar memberikan hasil baik.
Deputi Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, industri halal tidak hanya mengedepankan penyediaan produk yang bisa dinikmati Muslim. Namun juga memperhatikan aspek kesehatan, kenyamanan, kebersihan, dan lainnya, sehingga non-Muslim pun bisa mengonsumsinya.
"Beberapa dekade terakhir industri halal terus tumbuh signifikan, bahkan telah menjadi agenda penting dalam diskusi kita dengan sebagian besar negara. Ini indikasi jelas pasar halal global semakin meluas," ujar Zahid, dalam pembukaan Malaysia International Halal Showcase (MIHAS) 2017, di Kuala Lumpur, Rabu (5/4).
Ia menambahkan, seiring bertambahnya populasi Muslim di dunia, industri halal pun tidak hanya berpotensi tumbuh di beberapa negara yang mayoritas Muslim, tapi juga di beberapa negara Barat. "Di kawasan Asia Pasifik termasuk negara-negara seperti Indonesia, India, Pakistan, dan Bangladesh diharapkan populasi Muslim bisa mencapai 1,3 miliar pada 2030," tambah Zahid.
Sedangkan di Amerika Serikat (AS) kini terdapat delapan juta Muslim dan di Eropa mencapai sekitar 40 juta. "Hal itu akan mempercepat pertumbuhan industri halal di dunia," tuturnya.
Malaysia telah fokus pada pertumbuhan industri halal sejak 40 tahun lalu. Saat itu, mereka menyadari perlu adanya beragam produk dengan status halal dan tentunya sesuai dengan kriteria halal.