EKBIS.CO, JAKARTA -- Analis pasar modal menilai bahwa tren penguatan harga minyak mentah dunia menjadi salah satu faktor yang memicu aliran dana investor asing masuk (capital inflow) ke pasar modal sehingga mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Selain faktor fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, investor asing juga memerhatikan sentimen global, yakni harga minyak mentah dunia yang cenderung bergerak menguat," ujar Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, Jumat (7/4).
Ia mengemukakan bahwa dengan harga minyak yang menguat maka akan mendorong komoditas lainnya seperti batubara dan nikel meningkat, situasi itu dinilai investor sebagai sinyal perbaikan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. "Ekonomi global yang membaik, maka saham-saham di bursa Amerika Serikat akan menguat yang akhirnya berimbas positif bagi kinerja saham di kawasan Asia, termasuk IHSG, situasi itu yang diantisipasi investor asing sehingga dalam beberapa hari terakhir ini mereka terus mengalirkan dananya ke pasar saham domestik," ujarnya.
Di sisi lain, kata Lucky Bayu Purnomo, harga komoditas yang meningkat juga dampaknya akan bagus bagi fiskal Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor komoditas. "Harga komoditas yang lebih tinggi akan membuat nilai transaksi ekspor Indonesia meningkat yang dapat berimbas pada bertambahnya surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI)," katanya.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa membaiknya harga komoditas juga bisa berdampak positif pada sektor lainnya. "Harga komoditas yang membaik dampak positifnya bisa secara keseluruhan ke semua sektor, mulai dari investasi, dan juga fiskal dengan penerimaan yang meningkat, sehingga belanja negara menjadi lebih baik," katanya.
Harga minyak jenis WTI Crude pada Jumat (7/4) ini menguat 0,89 persen menjadi 52,16 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,69 persen menjadi 55,27 dolar AS per barel. Sementara itu, dalam data BEI tercatat sejak awal tahun hingga 7 April 2017 investor asing membukukan beli bersih atau foreign net buy sebesar Rp 11,350 triliun.