Ahad 09 Apr 2017 13:18 WIB

Kereta Bandara Adisoemarmo Solo Dibangun, Ini Target Operasionalnya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Prototipe kereta Bandara Adi Soemarmo, Solo.
Foto: Andrian saputra
Prototipe kereta Bandara Adi Soemarmo, Solo.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo secara langsung meletakkan batu pertama (groundbreaking) proyek pengembangan kereta Bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Sabtu (8/4). Proyek Kereta Bandara Adi Soemarmo merupakan proyek kereta api bandara ketiga di Indonesia setelah KA Bandara Kualanamu-Sumatera Utara dan KA Bandara Soekarno-Hatta- Tangerang, Banten.

 

Proyek KA Bandara Adi Soemarmo dikerjakan oleh sinergi BUMN yang terdiri dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero), dan PT Adhi Karya (Persero). Acara groundbreaking yang bertempat di Bandara Adi Soemarmo tersebut diikuti oleh Presiden Republik Indonesia (RI) yang didampingi Menko Kemaritiman RI, Menteri Sekretaris Negara, Menteri BUMN, Menteri Perhubungan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Gubernur Jawa Tengah, Direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero), Direksi PT Angkasa Pura I, Direksi PT PP (Persero), Wali Kota Surakarta, Bupati Boyolali, Kepolisian & TNI, serta tokoh masyarakat.

 

Direktur Utama PT KAI (Persero) Edi Sukmoro mengatakan, kereta api Bandara Adi Soemarmo menghubungkan antara Bandara Adi Soemarmo Kabupaten Boyolali dan Stasiun Solo Balapan sepanjang 13,5 kilometer (km). Pembangunan jalur tersebut dibagi menjadi dua segmen. Segmen 1 merupakan rel eksisting atau rel yang sudah ada sepanjang 3,5 km. Sedangkan segmen 2 adalah rel baru yang akan dibangun sepanjang 10 km. Sedangkan KA Bandara Adi Soemarmo menghubungkan Stasiun Yogyakarta-Maguwo-Solo Balapan-Bandara Adi Soemarmo sepanjang 72,7 km pulang pergi (PP) dan ditargetkan beroperasi 2018.

 

Di sektor sarana, KA Bandara Adi Soemarmo menggunakan kereta dengan tipe DEMU (Diesel Electric Multiple Unit). Satu rangkaian kereta terdiri dari empat unit kereta/gerbong dengan masing-masing kereta berkapasitas 50 tempat duduk. "Dengan kata lain, satu rangkaian kereta dapat mengangkut penumpang hingga 200 orang. Total sarana yang akan melayani penumpang KA Bandara Adi Soemarmo sebanyak tiga trainset operasional dan satu trainset cadangan yang diproduksi oleh PT Inka (Persero),” kata Edi Sukmoro.

 

Sedangkan untuk kecepatan, KA Bandara Adi Soemarmo dioperasikan dengan kecepatan maksimal 70 km per jam. Sehingga waktu yang ditempuh dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Bandara Adi Soemarmo adalah 15 menit. Sedangkan jika perjalanan dimulai dari Stasiun Yogyakarta maka waktu yang ditempuh untuk menuju Stasiun Bandara Adi Soemarmo 1 jam 30 menit. Estimasi frekuensi keberangkatan KA bandara tersebut sebanyak 6 kali perjalanan (12 kali perjalanan PP) dengan waktu antara perjalanan (headway) 60 menit.

 

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Danang . Baskoro mengatakan bahwa Bandara Adi Soemarmo Solo direncanakan menjadi bandara hub atau bandara pengumpul di Jawa di mana Solo akan menjadi pusat lalu lintas udara dari dan ke kota-kota besar di Indonesia timur maupun barat. Selain itu, saat ini Bandara Adi Soemarmo juga melayani penerbangan internasional haji dan ke depannya akan dikembangkan rute-rute internasional lainnya. “Oleh karena itu, Bandara Adi Soemarmo Solo membutuhkan akses dan integrasi dengan moda transportasi darat lainnya, termasuk kereta bandara, untuk melayani potensi peningkatan trafik penumpang,” ujar Danang.

Kereta bandara akan mendukung pewujudan konsep airport city yang tengah dikembangkan Angkasa Pura I di mana kereta bandara menghubungkan Bandara Adi Soemarmo Solo dan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta yang berjarak 50 km. Kereta bandara akan menjadi alternatif utama untuk bergerak dari Solo ke Yogyakarta dan sebaliknya dengan waktu tempuh yang relatif cepat.

Selain itu, melalui kereta bandara ini, beban penumpang Bandara Adi Soemarmo dan Adi Sutjipto diharapkan dapat terdistribusi dengan baik mengingat kapasitas ideal Bandara Adi Sutjipto yang sebesar 1,2 juta penumpang per tahun sudah jauh terlampaui. Pada 2016 lalu Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta terpaksa melayani 7,2 juta penumpang. Sementara Bandara Adi Soemarmo Solo baru melayani 2,2 juta penumpang dari kapasitas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement