EKBIS.CO, NUSA DUA -- Pemerintah Indonesia siap menampung aliran dana investasi dari Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank) atau IDB hingga 1 miliar dolar AS. Nilai sebesar itu hanya untuk kerja sama yang dijalin dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), BUMN yang menyediakan penyediaan pembiayaan untuk infrastruktur.
SMI akan diminta mengelola dana abadi di negara donor IDB untuk kemudian dialokasikan ke dalam proyek-proyek infrastruktur prioritas nasional. Selain itu, dalam program Member Country Partnership Strategy (MCPS) tahap II pada 2016 hingga 2020 ditargetkan investasi IDB ke Indonesia menyentuh 5,2 miliar dolar AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia menyasar aliran dana dari IDB untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan proyek infrastruktur. Sejak 1975, total pembiayaan yang sudah terealisasi dari IDB sebesar 7 miliar dolar AS. Artinya, bila ditambah dengan 1 miliar dolar AS kerja sama terbaru antara IDB dengan PT SMI, maka total sudah ada 8 miliar dolar AS pembiayaan IDB yang mengalir ke Indonesia.
Sri meyakinkan investor dari IDB bahwa Indonesia mampu menyediakan proyek-proyek yang siap menampung dana dari Sovereign Wealth Fund atau dana abadi yang dihimpun oleg negara-negara anggota IDB. Ia menyebut paling tidak ada 225 proyek infrastruktur nasional yang bisa menjadi sasaran investor yang ingin menanamkan dana abadi (SWF) di Indonesia.
Sejumlah proyek prioritas yang dikejar pemerintah Indonesia adalah 52 proyek jalan raya, 9 proyek jalur kereta api, 17 proyek bandara, 13 proyek pelabuhan, dan 25 proyek kawasan ekonomi. Kerja sama antara PT SMI dan IDB dituangkan dalam enam poin prioritas, yakni co-financing project dalam bentuk loan, co-investment dalam bentuk ekuitas, penyisiran pendanaan untuk menarik dana SWF, pembiayaan untuk proyek PT SMI, pelaksanaan kajian teknis, dan capacity building untuk Unit Usaha Syariah PT SMI.
"Sisanya, ada proyek dam dan irigasi," ujar Sri usai menghadiri Pertemuan Tahunan Forum Investasi IDB di Nusa Dua, Bali, Selasa (11/4).
Sri menambahkan, Indonesia merupakan sasaran investasi yang potensial mengingat daya tahannya dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan risiko eksternal termasuk rendahnya harga komoditas. Apalagi, lanjutnya, jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadikannya pasar yang sangat strategis untuk melakukan investasi di bidang pembangunan infrastruktur.
"Kami sampaikan kepada SWF. Investasi bisa dalam skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)," ujar Sri.
Menurutnya, pemerintah juga menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam sebagai fasilitator, mediator, terlibat langsung dalam proyek, bahkan sebagai penyedia pembiayaan. Sri juga mengatakan bahwa PT SMI diandalkan pemerintah sebagai pihak yang menampung dana lantaran memiliki pemetaan yang baik atas berbagai proyek prioritas.