EKBIS.CO, JAKARTA -- Target penerapan 100 persen transaksi elektronik di jalan tol telah dikoordinasikan dengan semua pihak. Itu artinya baik Bank Indonesia, perbankan, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan PT Jasa Marga juga seluruh pihak di bawah Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah siap.
Plt Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, sebelumnya transaksi di jalan ton didominasi pembayaran manual. Untuk mengubahnya menjadi transaksi elektronik diperlukan peralatan mesin tap. "Hari ini peralatan sudah siap untuk terima transaksi tunai maupun nontunai," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (4/5).
Proses elektronik tersebut nantinya harus bisa multibank sehingga saat ini tengah disiapkan mesin yang bisa membaca transaksi dari semua bank. Saat ini Himbara masih mendominasi seluruh mesin di gardu tol otomatis.
Ia menegaskan, semua penerbit uang elektronik di bawah BI harus diberi kesempatan untuk dapat digunakan di jalan tol, yang penting saat ini adalah alat standar yang sama. "Itu sedang mau diujicobakan," tambah dia.
Sementara itu, perbaikan fasilitas top up, SOP juga sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terus berjalan. Penerapan transaksi elektronik Oktober 2017 nanti mencakup penggunaan kartu elektronik dan On Board Unit (OBU).
OBU lebih mampu menyingkat waktu transaksi di gerbang tol karena hanya perlu dibaca dengan alat infrastruktur di gerbang dan mobil. Program tersebut nantinya secara bertahap akan didorong. "Idealnya memang tidak ada interaksi tapi ditangkap tarifnya jadi pengguna tidak terganggu," tambah Herry.
Sayangnya harga yang tinggi membuat penggunaan OBU belum maksimal. Ke depannya, ia melanjutkan, pihaknya harus memutuskan teknologi yang akan digunakan untuk menghilangkan adanya interaksi di gerbang tol. "Salah satu teknologi yang bisa digunakan RFID seperti yang diterapkan di Taiwan," katanya.