Jumat 12 May 2017 20:02 WIB

Pengendalian Harga Pangan Tuntut Sidak Rutin Pemerintah

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Masyarakat berbelanja sembako di kios kelotong, Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (9/6). Saat ini harga kebutuhan pokok sebagian besar mengalami kenaikan harga seiring meningkatnya permintaan pasar. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Masyarakat berbelanja sembako di kios kelotong, Pasar Kosambi, Kota Bandung, Kamis (9/6). Saat ini harga kebutuhan pokok sebagian besar mengalami kenaikan harga seiring meningkatnya permintaan pasar. (Republika/Edi Yusuf)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah dinilai harus sering melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke pasar pasar. Hal ini untuk mengawasi para pedagang dan oknum yang hendak mempermainkan harga.

Pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor, Hermanto Siregar mengatakan bahwa langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan sidak di sejumlah pasar, dinilai tepat, sebagai kontrol pedagang supaya tidak menaikkan harga semaunya

"Apalagi banyak pedagang yang suka menimbun barang kebutuhan pokok, ini yang perlu diperhatikan," kata Hermanto saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (12/5).

Menurut dia, sidak yang dilakukan oleh pemerintah akan sangat berdampak secara langsung ke masyarakat selama Ramadan. Ia mengatakan jika ada pemerintah yang datang, maka biasanya para pedagang mau menurunkan harga, tetapi jika tidak ada pemerintah bisa dengan mudahnya para pedagang tersebut menaikan kembali harga. "Tentunya menjelang Ramadan harga pasti naik, tapi harus dalam batas wajar, makanya sidak harus diperbanyak," kata Hermanto.

Selain itu, pemerintah juga diminta untuk memberikan sanksi tegas bagi pedagang yang nakal. Ia mengatakan, sidak bukan hanya sekadar mengawasi harga tetapi juga pemerintah harus jeli melihat potensi kenakalan yang bisa saja dilakukan oleh para pedagang. "Saat pendistribusian komoditas tertentu harus dipantau, karena hal ini bisa dijadikan alasan untuk para pedagang mengendalikan harga," ujar dia.

Seperti diketahui di Pasar Induk Kramat Jati, pasokan bawang putih impor mulai melimpah, tercatat pada hari ini turun sebanyak 100 ton seharga Rp 34 ribu per kilogram. Hingga awal Juni 2017, pasokan bawang putih diperkirakan akan terus bertambah hingga 450 ton untuk didistribusikan ke seluruh Jabodetabek. Dengan masuknya pasokan ini, diharapakan dalam dua atau tiga hari kedepan harga bawang putih baik di Jabodetabek maupun nasional akan turun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement