EKBIS.CO, TANGERANG -- Harga bahan pokok di Pasar Poris Indah, Jalan Nyi Mas Melati, Cipondoh I dah, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Jumat (12/5) dikatakan masih stabil. Hanya beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan.
"Harga sampai sekarang masih stabil. Nanti biasanya pas sehari sebelum puasa naik," ujar Sapri (24) pedagang sayuran yang sedang menata barang dagangannya.
Ia menuturkan, harga cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan cabai rawit hijau masih seperti biasanya. Untuk cabai rawit merah, sekilonya dihargai Rp 50 ribu. Cabai merah keriting dihargai Rp 40 ribu. Sedangkan cabai rawit hijau dibandrol Rp 30 ribu.
Harga bahan pokok yang naik, menurut Sapri, adalah bawang putih. Ia mengatakan, harga bawang putih naik Rp 10 ribu dari biasanya. Untuk bawang merah, masih stabil.
"Bawang merah Rp 40 ribu sekilo. Kalo bawang putih naik Rp 10 ribu jadi Rp 60 ribu selama sebulan ini. Harganya belum turun-turun," ungkap Sapri.
Di kios lainnya, ada Deden (49) yang menjual sembako. Ia menjelaskan, rata-rata harga sembako naik sedikit beberapa waktu ini. Meski begitu, ada juga harga sembako yang menurun.
"Gula pasir kemarin naik jadi Rp 700 ribu per karung. Tapi sekarang jadi Rp 650 ribu. Saya jualnya sekarang Rp 14 ribu sekilo, pas kemaren Rp 15 ribu," kata Deden.
Kacang tanah dan garam kasar merupakan barang pokok yang mengalami kenaikan harga. Deden mengungkapkan, kacang tanah naik Rp 5 ribu. Sedangkan garam kasar Rp 165 ribu per karung seberat 50 kilogram (kg)
"Naik Rp 35 ribu dari dua hari lalu. Itu juga pas saya timbang per kilo tidak jadi 50 bungkus. Kadang 45 kg sampai 48 kg," kata dia.
Kenaikan harga juga terjadi pada harga telur ayam negeri. Menurut Danang (21), harga telur naik Rp 2 ribu menjadi Rp 22 ribu per kilogramnya. "Sempet turun sih dua-tiga minggu lalu jadi Rp 18 ribu. Tapi sekarang naik lagi," tutur dia.
Menurutnya juga, hanya harga telur ayam negeri yang mengalami kenaikan. Telur jenis lainnya stabil. Telur ayam negeri, kata Danang, agak susah didapatkan saat ini.
"Ini saya dapat langsung dari Jawa. Di sana lagi banyak dipakai untuk kegiatan syukuran. Yang ngantar telur ini bilang, 'kalau mau harga segini kita antar, kalo ngga dijual di sana saja'," ungkap Danang.